SERI ADAB ISLAM 17 : ADAB-ADAB BERSIN DAN MENGUAP

SERI ADAB ISLAM 17 : ADAB-ADAB BERSIN DAN MENGUAP

DALIL-DALIL :

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ… (رواه البخاري)

dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya Allah menyukai bersin, dan membenci menguap, apabila salah seorang dari kalian bersin, hendaklah ia memuji Allah, dan kewajiban seorang muslim yang mendengarnya untuk mendo’akan, sedangkan menguap datangnya dari syetan, hendaknya ia menahan semampunya, ….(HR.Al-Bukhari (no.5755)).

A. Adab-Adab Bersin

1. Mendo’akan Orang Yang Bersin

Tasymit kepada orang yang bersin maksudnya mendo’akan. Ibnu Sayyiduhu berkata : Syammatal ‘athiswa sammata ‘alaihi, artinya mendoakannya tidak terjadi dalam keadaan bersin, dan dengan huruf sin adalah salah satu bahasa dari bahasa ya’qub. Dan setiap orang yang mendo’akan orang yang bersin maka ia adalh musyammit lahu, dan musyammit, dengan syin dan sin, dan syin lebih tinggi kedudukannya dan lebih fasih dalam bahasa mereka. (Lisanul ‘arab (II/52))

Diriwayatkan :

عَنْ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَمَرَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ وَنَهَانَا عَنْ سَبْعٍ فَذَكَرَ عِيَادَةَ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعَ الْجَنَائِزِ وَتَشْمِيتَ الْعَاطِسِ وَرَدَّ السَّلَامِ وَنَصْرَ الْمَظْلُومِ وَإِجَابَةَ الدَّاعِي وَإِبْرَارَ الْمُقْسِمِ. (رواه البخاري)

dari Al Bara’ bin ‘Azib radliallahu ‘anhuma berkata; “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara pula”. Maka Beliau menyebutkan: “Menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang yang bersin, membalas salam, menolong orang yang dizholimi, memunuhi undangan dan berbuat adil dalam pembagian”. (HR.Al-Bukhari (no.2265), Muslim (no.2066), Ahmad (no.18034), at-Tirmidzi (no.2890), dan an-Nasa’i (no.1939)).

Mendo’akan orang yang bersin adalah fardhu kifayah, apabila sebagian orang yang hadir mengucapkannya maka gugurlah perintah mendo’akannya bagi yang lainnya. (Lihat al-Adabusy Syari’ah (II/318) dan Syarh Muslim (Jilid VII (XIV/26)).

2. Mendo’akan Orang Yang Bersin Hanya Dilakukan Ketika Mendengar Tahmid Dari Orang Yang Bersin Tersebut

Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan :

عَنْ أَنَسًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ عَطَسَ رَجُلَانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشَمَّتَ أَحَدَهُمَا وَلَمْ يُشَمِّتْ الْآخَرَ فَقَالَ الرَّجُلُ يَا رَسُولَ اللَّهِ شَمَّتَّ هَذَا وَلَمْ تُشَمِّتْنِي قَالَ إِنَّ هَذَا حَمِدَ اللَّهَ وَلَمْ تَحْمَدْ اللَّهَ. (رواه البخاري)

dari Anas radliallahu ‘anhu berkata; “Dua orang laki-laki sedang bersin di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau mendo’akan yang satu dan membiarkan yang lain, maka laki-laki (yang tidak dido’akan) berkata; “Wahai Rasulullah, kenapa anda mendo’akan yang ini, namun tidak mendo’akanku?” beliau menjawab: “Sesungguhnya orang ini memuji Allah, sedangkan kamu tidak memujinya (ketika bersin).” (HR.Al-Bukhari (no.5757), Muslim (no.2991), Ahmad (no.11551), at-Tirmidzi (no.2742), Abu Dawud (no.5039), Ibnu Majah (no.3731), dan ad-Darimi (no.2660)).

Dan diriwayatkan :

عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتُوهُ فَإِنْ لَمْ يَحْمَدْ اللَّهَ فَلَا تُشَمِّتُوهُ. (رواه مسلم)

dari Abu Musa dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Bila salah seorang dari kalian bersin lalu memuji Allah, doakanlah dia tapi bila tidak memuji Allah, jangan didoakan.” (HR. Muslim (no.5308), Ahmad (no.19197)).

3. Disunnahkan Bagi Orang Yang Bersin Mengucapkan : Alhamdulillah Atau Alhamdulillahi ‘Ala Kulli Haal

Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ… (رواه البخاري)

dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Ababila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya ia mengucapkan “Al Hamdulillah”…..

Dalam riwayat Abu Dawud dengan lafadz :

ا….فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ… (رواه أبوا داود)

…. Maka hendaklah mengucapkan ‘AL HAMDULILLAH ALA KULLI HAL (Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan)…… (HR.Al-Bukhari (no.5756), Ahmad (no.8417), Abu Dawud (no.4377). ibnul Qayyim berkata tentang riwayat Abu Dawud : Sanad-sanadnya Shahih. (Zadul Ma’ad (II/436)). Syaikh al-Albani berkata dalam Shahih Abi Dawud : Shahih.

4. Disunnahkan Bagi Orang Yang Mendoakan Orang Yang Bersin Mengucapkan Yarhamukalloh

Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ… (رواه البخاري)

dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Ababila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya ia mengucapkan “Al Hamdulillah” sedangkan saudaranya atau temannya hendaklah mengucapkan “Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu),…..

5. Disunnahkan Bagi Orang Yang Yang Bersin Untuk Mengucapkan : Yahdikumullah Wa Yuslihu Baalakum (Mudah-Mudahan Allah Memberimu Petunjuk Dan Memperbaiki Urusan Kalian) Atau Yarhamunallah Wa Iyyaakum Wa Yaghfiru Lana Wa Lakum (Mudah Mudahan Allah Merahmati Kami Dan Juga Kalian, Dan Mengampuni Kami Dan Juga Kalian) Setelah Orang Lain Mendo’akanny

Dalam hadis Abu Hurairah yang telah disebutkan sebelumhya dijelaskan bahwa Nabi ﷺ bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَإِذَا قَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَلْيَقُلْ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ. (رواه البخاري)

dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Ababila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya ia mengucapkan “Al Hamdulillah” sedangkan saudaranya atau temannya hendaklah mengucapkan “Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu), dan hendaknya ia membalas; “Yahdikumullah wa yushlih baalakum (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu).” (yaitu urusan kalian).

Atau mengucapkan :

ا…..يَرْحَمُنَا اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ وَيَغْفِرُ لَنَا وَلَكُمْ. (رواه مالك)

….”YARHAMUNA ALLAHU WA IYYAKUM WA YAGHFIRU LANA WA LAKUM (Semoga Allah merahmatiku dan kalian dan mengampuni dosaku dan kalian) .”

Do’a tersebut dijelaskan dalam sebuah riwayat dari Nafi’ dari Ibnu Umar bahwa :

عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ إِذَا عَطَسَ فَقِيلَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ قَالَ يَرْحَمُنَا اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ وَيَغْفِرُ لَنَا وَلَكُمْ. (رواه مالك)

dari Nafi’ berkata, “Ketika Abdullah bin Umar bersin, lalu ada yang mendoakan kepadanya; “YARHAMUKALLAH (Semoga Allah merahmatimu) ” Maka ia membalas; “YARHAMUNA ALLAHU WA IYYAKUM WA YAGHFIRU LANA WA LAKUM (Semoga Allah merahmatiku dan kalian dan mengampuni dosaku dan kalian) .” (HR. Malik (no.1522), pentahqiq Zadul Ma’ad berkata : Sanad-sanadnya Shahih. (II/437), (catatan kaki 2)).

6. Disunnahkan Bagi Orang Yang Bersin Untuk Merendahkan Suara Bersinnya

Faidahnya, bahwa ketika orang yang bersin (umumnya) mengeluarkan suara keras yang mengganggu maka disunnahkan baginya untuk merendahkan suaranya dengan menutupkan tangan atau pakaiannya ke wajahnya. Menutupkan tangan atau pakaian ke mulut memiliki faidah lain yaitu bahwa orang yang bersin pada umumnya mengeluarkan sesuatu dari mulutnya, maka disunnahkan baginya menutupkan tangan ke mulutnya. Hal ini telah dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا عَطَسَ غَطَّى وَجْهَهُ بِيَدِهِ أَوْ بِثَوْبِهِ وَغَضَّ بِهَا صَوْتَهُ. (رواه الترمذي)

dari Abu Hurairah bahwa apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersin, beliau menutup wajahnya dengan tangan atau kainnya sambil merendahkan suaranya.” (HR. at-Tirmidzi (no.2669) dan ia berkata : Hasan shahih, Abu Dawud (no.5029), Syaikh al-Albani berkata : Hasan Shahih)).

7. Mendo’akan Orang Yang Bersin Sebanyak Tiga Kali Saja, Apabila Bersinnya Lebih Dari Tiga Kali Maka Bersinnya Itu Karena Sakit Flu

Ucapan do’a hanya untuk orang yang bersin sebanyak dua kali saja, akan tetapi ada nash yang menjelaskan bahwa orang yang bersin di do’akan sebanyak tiga kali, diantaranya :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ شَمِّتْ أَخَاكَ ثَلَاثًا فَمَا زَادَ فَهُوَ زُكَامٌ. (رواه أبوا داود)

dari Abu Hurairah ia berkata, “Jawablah bersin saudaramu hingga tiga kali, jika lebih dari itu berarti ia sakit pilek.  (HR. Abu Dawud (no.4378), Syaikh al-Albani berkata : Hasan mauquf dan marfu’)).

Imam An-Nawawi berkata : para ulama berselisih tentang hal ini, Ibnul ‘Arabi Al-Maliki berkata  : Ada yang berpendapat, dikatakan kepada orang yang bersin untuk kedua kalinya : kamu terkena flu. Dan ada yang berpendapat, dikatakan kepadanya untuk bersin yang ketiga kali, dan ada pula yang berpendapat, untuk bersin yang keempat. Dan yang paling shahih adalah pendapat yang dikatakan kepadanya untuk bersin yang ketiga kalinya. Ibnul ‘Arabi berkata : Maksudnya kamu bukan lagi orang yang di do’akansetelah bersin kali ini, karena bersinmu kali ini adalah flu dan penyakit, bukan bersin biasa. (Al-Adzkar (no.393)).

8. Bolehnya Mendo’akan Ahlu Dzimmah (Yakni Kafir Dzimmi) Ketika Bersin Dengan Mengucapkan : Yahdikumullah Wa Yuslihu Baalakum.

Hal ini disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan :

عَنْ أَبِي موسى قَالَ كَانَتْ الْيَهُودُ تَعَاطَسُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجَاءَ أَنْ يَقُولَ لَهَا يَرْحَمُكُمْ اللَّهُ فَكَانَ يَقُولُ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ. (رواه أبوا داود)

dari Abu Musa ia berkata, “Orang-orang Yahudi sering-sering bersih di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan harapan beliau akan mengucapkan doa: “YARHAMUKAALLAHU (semoga Allah merahmatimu).” Tetapi justru Nabi mengucapkan: “YAHDIKUMULLAHU WA YUSHLIHU BAALAKUM (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaan dirimu).” (HR. Abu Dawud (no.4381), Syaikh al-Albani berkata : Shahih, Ahmad (no.19089),dan at-Tirmidzi (no.2739)).

Berdasarkan hadis ini dibolehkan mendo’akan ahlu dzimmah (jika mereka bertahmid setelah bersin) dengan doa hidayah taufiq kepada keimanan, tidak mendo’akan mereka rahmat dan ampunan, karena mereka tidak pantas memperoleh do’a tersebut.

Faidah : Orang yang bersin ketika sholat dibolehkan bertahmid kepada Allah, naun orang yang mendengarnya tidak boleh mendo’akannya dengan mengucapkan yarhamukalloh. (Lihat Fatwa al-Lajnah ad-Da’imah (no.2667) (VII/30)).

B. Adab-Adab Menguap

1. Disunnahkan Menutup Mulut Ketika Menguap Karena Dia Dari Syetan

Disunnahkan untuk menahan menguap sebisa mungkin,banyak hadis-hadis yang menerangkannya, diantaranya adalah hadis :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ التَّثَاؤُبُ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ الشَّيْطَانُ. (رواه البخاري)

dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Menguap itu dari setan. Maka bila seorang dari kalian menguap hendaklah sedapat mungkin ditahannya karena bila seseorang dari kalian menguap dengan mengeluarkan suara haa, setan akan tertawa”.

Dalam lafadz Muslim disebutkan :

ا….فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ. (رواه مسلم)

….apabila salah seorang dari kalian menguap hendaklah menahannya semampunya.”

Dan dalam lafadz Ahmad disebutkan :

ا….فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ وَلَا يَقُلْ آهْ آهْ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا فَتَحَ فَاهُ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَضْحَكُ مِنْهُ أَوْ بِهِ. (رواه أحمد)

….Maka hendaklah ia menahan semampunya, dan jangan mengucapkan; ha, ha. Karena jika salah seorang dari kalian membuka mulutnya setan akan mentertawakannya, ” atau beliau mengatakan; “tertawa karenanya.” (HR.Al-Bukhari (no.3046), Muslim (no.5310), Ahmad (no.9165), at-Tirmidzi (no.370), Abu Dawud (no.5028)).

Diriwayatkan :

سَمِعْتُ ابْنًا لِأَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ يُحَدِّثُ أَبِي عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ. (رواه مسلم)

Aku mendengar seorang anak Abu Sa’id Al Khudri menceritakan dari ayahnya berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Bila salah seorang dari kalian menguap hendaklah ditutupi dengan tangannya karena sesungguhnya setan masuk.”

Dan dalam lafadz riwayat Ahmad disebutkan :

ا…إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ فَلْيَضَعْ يَدَهُ عَلَى فِيهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مَعَ التَّثَاؤُبِ. (رواه أحمد)

“….Jika salah seorang dari kalian menguap dalam shalat hendaklah ia menutupkan tangannya di mulut, karena sesungguhnya setan dapat masuk bersamaan ketika ia menguap.” (HR. Muslim (no.5311), Ahmad (no.10895), Abu Dawud (no.5026), dan ad-Darimi (no.1382)).

Catatan penting : sebagian orang bersandar kepada permohonan perlindungan dari syetan ketika menguap, ini adalah kesalahan yang jelas dilihat dari dua sisi:

Pertama : Bahwa ta’awudz (memohon perlindungan) adalah dzikir yang dibuat-buat oleh dirinya sendiri yang tidak di syari’atkan oleh Nabi.

Kedua : Orang tersebut telah meninggalkan sunnah yang Nabi ﷺ perintahkan ketika menguap, yaitu manahan mulut ketika menguap semampunya, baik dengan pakaian, menutupkan tangan, atau dengan cara yang lain, maka hendaklah setiap muslim memperhatikan hal ini.

SELESAI….

Digubah dan diringkas secara bebas oleh ustadz Abu Nida Chomsaha Shofwan, Lc., dari buku Kitabul ‘Adab karya Fuad bin Abdil Aziz asy-Syalhub.

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus (0 )