TOLERANSI UTAMA DI SISI ILAHI

TOLERANSI UTAMA DI SISI ILAHI

Karena toleransi adalah ajaran mendasar Islam, maka mempunyai kedudukan mulia. Orang yang menghiasi dirinya dengan sikap dan perilaku toleran tentunya akan mendapatkan keutamaan juga. Apakah keutamaan toleransi dalam agama Islam? Di antaranya adalah sebagai berikut:

Bersikap Toleran akan Menghapus Dosa

Seseorang muslim yang berlaku toleran kepada orang lain berarti telah berbuat baik kepadanya. Orang yang berbuat baik tentunya balasannya adalah kebaikan juga. Bersikap toleran kepada orang lain mempunyai keutamaan dan ganjaran. Salah satunya adalah menghapuskan dosa. Hal ini ditunjukkan dalam beberapa hadits berikut:

Hadits dari Hudzaifah al-Yamani:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَلَقَّتْ الْمَلَائِكَةُ رُوحَ رَجُلٍ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ قَالُوا أَعَمِلْتَ مِنْ الْخَيْرِ شَيْئًا قَالَ كُنْتُ آمُرُ فِتْيَانِي أَنْ يُنْظِرُوا وَيَتَجَاوَزُوا عَنْ الْمُوسِرِ قَالَ قَالَ فَتَجَاوَزُوا عَنْهُ (رواه البخاري)

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Para malaikat akan mendatangi ruh seseorang dari orang-orang sebelum kalian (saat menjelang ajalnya), lalu bertanya, ‘Apakah kamu pernah berbuat kebaikan?” Orang itu menjawab, ‘Aku dahulu memerintahkan para pembantuku untuk memberi tangguh dan menagih orang-orang yang memiliki kelapangan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Maka orang-orang itu memenuhi kewajibannya.” (Hadits Riwayat al-Bukhari)

إِنَّ رَجُلًا مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ أَتَاهُ مَلَكٌ لِيَقْبِضَ نَفْسَهُ فَقَالَ لَهُ هَلْ عَمِلْتَ مِنْ خَيْرٍ فَقَالَ مَا أَعْلَمُ قِيلَ لَهُ انْظُرْ قَالَ مَا أَعْلَمُ شَيْئًا غَيْرَ أَنِّي كُنْتُ أُبَايِعُ النَّاسَ وَأُجَازِفُهُمْ فَأُنْظِرُ الْمُعْسِرَ وَأَتَجَاوَزُ عَنْ الْمُوسِرِ فَأَدْخَلَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْجَنَّةَ. (رواه أحمد)

“Seseorang sebelum kalian didatangi oleh malaikat untuk mencabut nyawanya. Malaikat itu bertanya, ‘Apa kau pernah melakukan kebaikan?’ Orang itu menjawab, ‘Aku tidak tahu.’ Malaikat itu berkata, ‘Periksalah!’ Orang itu menjawab, ‘Aku tidak melakukan kebaikan sedikitpun. Hanya saja dulu aku pernah berjual beli dengan orang-orang dan aku menjual sesuai taksiran mereka. Aku dulu juga pernah memberi tangguh utang orang yang tengah kesulitan dan tetap menagih utang dari orang kaya.’ Allah ‘Azza wa Jalla pun memasukkannya ke surga.” (Hadits Riwayat Ahmad)

 

Hadits dari Abu Mas’ud:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُوسِبَ رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَلَمْ يُوجَدْ لَهُ مِنْ الْخَيْرِ شَيْءٌ إِلَّا أَنَّهُ كَانَ يُخَالِطُ النَّاسَ وَكَانَ مُوسِرًا فَكَانَ يَأْمُرُ غِلْمَانَهُ أَنْ يَتَجَاوَزُوا عَنْ الْمُعْسِرِ قَالَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ نَحْنُ أَحَقُّ بِذَلِكَ مِنْهُ تَجَاوَزُوا عَنْهُ. (رواه مسلم)

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Seorang laki-laki sebelum kalian dihisab dan ternyata tidak didapatkan padanya kebaikan sedikitpun, melainkan ketika dulunya bersosialisasi dengan manusia ia suka memudahkan setiap urusan. Ia menyuruh pelayannya untuk menangguhkan bagi orang yang kesusahan.’ Beliau melanjutkan, ‘Lalu Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Kami lebih berhak atas hal itu daripada dia, oleh karena itu berilah kemudahan kepadanya’.” (Hadits Riwayat Muslim)

 

Toleransi Mendatangkan Kasih Sayang

Toleransi seorang muslim kepada orang lain akan mendatangkan rahmah, kasih sayang. Kasih sayang dari Allah akan dikaruniakan kepada orang yang bersikap toleran. Sebuah hadits dari Jabir bin Abdullah menunjukkan hal itu:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى (رواه البخاري)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah merahmati orang yang memudahkan ketika menjual dan ketika membeli dan juga orang yang meminta haknya.” (Hadits riwayat al-Bukhari)

Toleransi Membebaskan Kesulitan di Hari Kiamat

Kesulitan hari kiamat adalah kesulitan yang tak terbayangkan, karena hari itu penuh huru-hara. Tidak sama dengan kesulitan di dunia sekarang ini. Tetapi, jika seseorang bersikap toleran kepada orang lain saat di dunia ini maka kelak Allah akan membebaskannya dari kesulitan hari kiamat. Abu Hurairah menceritakan hadits dari Rasulullah:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ لَهُ أَنْجَاهُ اللَّهُ مِنْ كُرَبِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رواه أبو داود)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa memberi tempo kepada orang yang kesulitan membayar utang atau membebaskannya, niscaya Allah akan membebaskan kesulitannya kelak di hari Kiamat.” (Hadits riwayat Abu Dawud)

Dalam hadits lain orang yang toleran dalam menghadapi orang yang kesulitan membayar utang kepadanya akan mendapatkan naungan dari Allah. Di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan dari Allah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ لَهُ أَظَلَّهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ (رواه الترمذي)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa memberi tempo kepada orang yang kesulitan membayar utang atau membebaskannya, niscaya Allah akan memberi naungan kepadanya pada hari di bawah naungan ‘Arsy-Nya, pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.” (Hadits riwayat at-Tirmidzi)

Orang yang Bersikap Toleran Akan Diharamkan dari Neraka

Kesulitan hari kiamat adalah kesulitan yang tak terbayangkan, karena hari itu penuh huru-hara. Tidak sama dengan kesulitan di dunia sekarang ini. Tetapi, jika seseorang bersikap toleran kepada orang lain saat di dunia ini maka kelak Allah akan membebaskannya dari kesulitan hari kiamat. Abu Hurairah menceritakan hadits dari Rasulullah:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم” مَنْ كَانَ سهْلًا هيِّنًا لَيِّنًا،حرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ”.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang punya sifat memudahkan urusan (sahl), ketenangan (hayyin), dan lembut kalem (layyin) niscaya Allah mengharamkannya dari neraka.” (Shahih Ibnu Hibban)

Sementara hadits dari Ibnu Mas’ud menceritakan dari Rasulullah:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ غَدًا؟ عَلَى كُلِّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ قَرِيْبٍ سَهْلٍ “.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan tentang orang yang diharamkan dari neraka kelak?. Itulah orang yang punya sifat ketenangan (hayyin), lembut kalem (layyin), ramah (qarib), dan memudahkan urusan (sahl).” (Shahih Ibnu Hibban)

Digubah secara bebas oleh ustadz Abu Nida Chomsaha Shofwan, Lc., dari buku Samahatul Islam fi Dhau-il Quran al-Karim was Sunnah as-Shahihah karya Salim ‘Id al-Hilali.

CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus (0 )