Faedah Hadits: Adab Kepada Al-Quran
Hadits:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِئْسَ مَا لِأَحَدِهِمْ أَنْ يَقُولَ نَسِيتُ آيَةَ كَيْتَ وَكَيْتَ بَلْ نُسِّيَ وَاسْتَذْكِرُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ أَشَدُّ تَفَصِّيًا مِنْ صُدُورِ الرِّجَالِ مِنْ النَّعَمِ (رواه البخاري)

Dari Abdullah ia berkata, Nabi bersabda, “Janganlah seseorang mengatakan, 'Aku lupa ayat ini dan ini.' Akan tetapi katakanlah “Aku telah dilupakan.” Selalu ulangi-ulangilah bacaan Al Qur`an, sebab ia begitu cepat perginya dari dada seseorang dari pada hilangnya Unta.” (Hadits Riwayat Bukhari) Faedah Hadits: 1. Celaan kepada orang yang hafal Al-Quran atau sebagiannya kemudian mencoba mengulang ternyata ada yang lupa dan berkata, “Saya lupa ayat ini dan itu.2. Kalimat kami lupa menunjukkan tidak pernah dipelajari ulang atau dibaca saat shalat. Diperintahkan diganti dengan kalimat kami dilupakan, yakni yang membuatnya lupa adalah Allah sebagai akibat karena kurangnya mempelajari ulang atau membacanya. 3. Rasulullah memberi wasiat agar Al-Quran dibaca dan diulang-ulang. Karena kalau tidak akan hilang dari dada orang Islam, lebih cepat daripada hilangnya unta. 4. Rasulullah menggunakan ungkapan kata “sejelek-jeleknya” karena tidak baik umat yang hafal tapi tidak memelihara, menjaga, dan mengulang-ulangnya kembali. 5. Menunjukkan ketidaksukaan Rasulullah terhadap orang yang lupa hafalannya. 6. Ketidaksenangannya tersebut bukan kepada hafalannya tapi kepada orangnya. 7. Hafalan Al-Quran ketika tidak mendapatkan perhatian dengan mengulang-ulang bacaannya maka akan lupa. 8. Kalau lupa hafalan jangan bilang “saya lupa” tapi katakan “saya dilupakan”. 9. Disyariatkan harus dibaca tiap hari diulang-ulang dan digunakan untuk bacaan shalat, karena hilangnya lebih cepat daripada hilangnya unta. *** Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc Hafizhahullah dari buku “Al-Arba’una Haditsan fil Madhi wadz Dzammi” karya Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor : @rimoesta Team Redaksi : Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah  

Author