Faedah Hadits: HATI, ANTARA KEBAJIKAN DAN DOSA
 

عَنْ وَابِصَةَ بْنَ مَعْبَدٍ صَاحِبَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ جِئْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْأَلُهُ عَنْ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ فَقَالَ جِئْتَ تَسْأَلُ عَنْ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ فَقُلْتُ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا جِئْتُكَ أَسْأَلُكَ عَنْ غَيْرِهِ فَقَالَ الْبِرُّ مَا انْشَرَحَ لَهُ صَدْرُكَ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَإِنْ أَفْتَاكَ عَنْهُ النَّاسُ

Dari sahabat Nabi Wabishah bin Ma'bad menuturkan, “Saya mendatangi Rasulullah untuk bertanya kepada beliau tentang kebajikan dan dosa," maka Beliau bersabda, “Kamu datang untuk bertanya tentang kebajikan dan dosa?” Aku menjawab: “Demi Dzat Yang mengutusmu dengan kebenaran, tidaklah saya datang (menemui Anda) untuk bertanya kepada anda tentang selainnya.” Maka Beliau bersabda, “Kebaikan itu adalah apa yang dapat melapangkan dan menenangkan hatimu, sedangkan keburukan (dosa) adalah apa yang menyesakkan hatimu meskipun manusia menyatakannya sebagai kebaikan.” (Hadits Riwayat Ahmad nomor: 17313, dishahihkan syaikh al-Albani) Penjelasan Hadits: Hadits ini menceritakan sahabat Wabishah yang bertanya kepada Nabi Muhammad tentang kebajikan, al-birr (kebajikan) adalah sebuah nama yang mencakup setiap kebaikan amal-amal berupa perbuatan, dan ucapan yang dilakukan secara zhahir maupun batin. Nabi menjelaskan dengan ungkapan yang singkat yaitu dengan bertanya kepada hati; maka amalan yang menjadikan hati tenang dan nyaman adalah kebajikan. Dan amalan yang menjadikan hati gusar, gelisah, deg-degan dan tidak nyaman, biasanya termasuk perbuatan dosa; meskipun sebagian ulama ada yang berpendapat berbeda dengan ini. Faedah Hadits: 1. Antusias sahabat mencari ilmu, di antaranya dengan bertanya tentang perkara yang bermanfaat dalam agama dan dunia mereka. 2. Antusias Nabi untuk mendengar pertanyaan para sabahatnya, dan perhatian beliau terhadap mereka. 3. Pendefisian kata al-birr dengan apa saja yang membuat hati tenang dan nyaman. 4. Penjelasan tentang hakikat dosa, yaitu apa saja yang membuat hati gelisah, deg-degan dan tidak nyaman. 5. Wajibnya setiap muslim untuk mengetahui kondisi keilmuan dan karakter orang yang dimintai fatwa tentang agamanya. 6. Hendaklah setiap muslim memperhatikan kondisi hatinya, amal-amal hatinya, seperti niat yang ikhlash dan kenyamanan hati dalam beramal. Hendaklah ketika akan beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala menghilangkan perkara-perkara yang menganggu kenyamanan dan kekhusyukan hati dalam beribadah; menyingkirkan suara yang gaduh dan mengganggu (musik, teriakan, orang yang adu mulut, dan yang semisal), gambar yang mengganggu, tulisan yang mengganggu (termasuk tulisan atau gambar pada baju), atau apa saja yang dapat mengganggu kekhusyukan dan kenyamanan dalam beribadah. -pen.   *** Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc. Hafizhahullah, dari Kitab "Al-Arba’una Haditsan fil Madhi wadz Dzammi", karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah.

Author