Faedah Hadits: TIDAK MENJAWAB SALAM SAAT BUANG HAJAT
 

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَجُلًا مَرَّ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبُولُ فَسَلَّمَ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ (رواه مسلم)

“Dari Ibnu Umar bahwa seorang laki-laki pernah melewati Rasulullah yang saat itu sedang buang air kecil, lalu dia mengucapkan salam kepada beliau, namun beliau tidak menjawabnya.” (Hadits Riwayat Muslim)

عَنْ الْمُهَاجِرِ بْنِ قُنْفُذٍ أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَبُولُ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ حَتَّى تَوَضَّأَ ثُمَّ اعْتَذَرَ إِلَيْهِ فَقَالَ إِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا عَلَى طُهْرٍ أَوْ قَالَ عَلَى طَهَارَةٍ (رواه أبو دواد)

Dari Al Muhajir bin Qunfudz Bahwasanya dia pernah menemui Nabi ketika beliau sedang buang air kecil, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi, namun beliau tidak menjawab salamnya hingga berwudhu, kemudian beliau meminta maaf seraya bersabda, “Sesungguhnya aku tidak suka menyebut Nama Allah 'azza wa jalla kecuali dalam keadaan suci.” (Hadits Riwayat Abu Dawud) Fawaid hadits: 1. Hadits ini menjelaskan bahwa pada waktu buang hajat bila diberi salam Rasulullah tidak menjawab. 2. Adalah sesuatu yang tidak disukai (makruh) oleh Rasulullah untuk mengucap salam kepada orang yang sedang buang hajat, baik kecil atau besar. 3. Rasulullah sangat bersemangat untuk mengajari umatnya tentang beragam hal yang bermanfaat. 4. Rasulullah memberikan teladan kepada umatnya agar selalu menjaga kesucian dalam segala kondisi. Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab “Al-Arba’una Haditsan fi Raf’id Darajat wa Takfiris Sayi-at”, karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah

Author