JANGAN MENDO'AKAN KEBURUKAN UNTUK ANAK KITA
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ. (رواه أبو داود).
“Tiga doa yang akan dikabulkan, dan tidak diragukan padanya, yaitu: doa orang tua, doa orang yang bersafar, dan doa orang yang dizhalimi.” (H.R. Abu Dawud).
وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ. (رواه أحمد).
“……dan doa orangtua kepada anaknya.” (H.R. Ahmad). Orang tua yang kasih sayang kepada anaknya itu ditandai dengan banyak berdoa kebaikan untuk anaknya, tidak mendoakan jelek kepada anaknya walau waktu itu dia sedang marah. Orang tua tersebut tetap tidak akan sembarangan walaupun marah takut nanti dia menyesal. Rasulullah ﷺ memperingatkan akan hal ini dalam haditsnya:لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لَا تُوَافِقُوا مِنْ اللَّهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبُ لَكُمْ. (رواه مسلم).
“Janganlah kalian mendoakan keburukan pada diri kalian, jangan mendoakan keburukan pada anak-anak kalian, jangan mendoakan keburukan pada harta-harta kalian, janganlah kalian menepati saat dikabulkannya doa dari Allah lalu Ia akan mengabulkan untuk kalian.” (H.R. Muslim).وَيَدْعُ الإِنسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الإِنسَانُ عَجُولاً
“Dan manusia mendo'a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo'a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (Q.S. Al-Isra: 11). Berkata Qatadah, “Orang yang mendoakan dengan mencela dan melaknat anak dan hartanya karena dalam keadaan marah seandainya Allah mengabulkan maka akan hancurlah semuanya.” Berkata Abdurahman, “Ini termasuk orang bodoh yang teramat bodoh orang yang jika marah bicara semaunya dengan mengumpat dan melaknat harta dan anaknya. Sedangkan anak itu adalah perhiasan atau nikmat di dunia. Disebutkan dalam ayat di bawah ini:الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.” (Q.S. Al-Kahfi: 46).رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami).” (Q.S. Al-Furqan: 74). Imam Hasan Bashri rahimahullah ditanya tentang ayat tersebut. Beliau menjawab, “Allah menunjukkan kepada hamba-Nya yang muslim tentang istri-istri saudaranya, bibi/pamannya agar selalu taat kepada Allah . Demi Allah yang dimaksud qurrata a’yun ialah melihat anak cucu, saudara-saudara, paman/bibi dan semuanya taat kepada Allah .” Anak-anak itu adalah amanah yang besar yang Allah perintahkan untuk menjaganya, mendidiknya, membesarkannya dengan lingkungan yang baik dan dijauhkan dari hal-hal yang bisa menimbulkan kejahatan, kerusakan dan lain sebagainya.يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (Q.S. At-Tahrim: 6) -------- Artikel tersebut merupakan cuplikan dari artikel yang disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc. hafidzhahullah, dari kitab Ahaditsul Akhlaq Bab Rahmatul ‘Iyal (halaman 82-96), karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdilmuhsin al-Abad al-Badr Editor : @rimoestaAuthor