PAHALA MENGALIR DARI ALIRAN AIR
Keutamaan Bersedekah Air dan  Adab Menggunakan Air

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta'ala, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat hamba-hamba-Nya. Maha suci Allah, Dialah yang menciptakan bintang-bintang di langit, dan dijadikan padanya penerang dan bulan yang bercahaya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang layak disembah selain Allah subhanahu wa ta'ala dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, yang diutus dengan kebenaran, sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, mengajak pada kebenaran dengan izin-Nya, dan cahaya penerang bagi umatnya. Ya Allah, curahkan shalawat dan salam baginya dan keluarganya, yaitu doa dan keselamatan yang berlimpah. Dengan doa itu pula semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberikan keselamatan dalam kehidupan kita sebagai manusia di dunia ini. Kehidupan manusia selalu bersinggungan dengan air. Ada air yang kita butuhkan ada pula air yang kita buang. Tidak hanya manusia, semua makhluk membutuhkan manfaat air. Karena itu sebagian pakar menyebutkan bahwa air adalah pokok kehidupan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala di dalam Al-Quran:

وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ

Dan kami jadikan setiap sesuatu yang hidup itu (berasal) dari air.” (Al-Quran Surat Al-Anbiya:30) Sungguh air adalah anugerah yang Allah subhanahu wa ta'ala turunkan dari langit dan pancarkan dari dalam bumi. Kita sebagai manusia hendaknya memanfaatkan dalam kehidupan kita. Memanfaatkan berarti menggunakannya untuk hal kebaikan dan memakainya dengan disertai adab yang indah sesuai ketentuan yang baik. Memanfaatkan air bisa untuk diri sendiri maupun untuk pihak lain. Pihak lain bukan hanya sesama manusia tetapi sesama makhluk. Memanfaatkan air untuk pihak lain bisa menjadi amal yang pahalanya berkepanjangan hingga kita terkubur. Yah amal jariyah yang pahalanya tak henti mengalir selama air itu masih mengalir dan digunakan oleh makhluk hidup. Imam Suyuthi pernah menyusun bait-bait dalam Nizham-nya: إذا مات ابن آدم ليس يجري *** عليه من فعال غير عشرِ علومٌ بثها , ودعاء نَجْلِ *** وغرس النخل , والصدقات تجري وراثةٌ مصحفٍ , ورباط ثغر *** وحفر البئر , أو اجراءُ نهرِ وبيتٌ للغريب بناه يأوي *** إليه , أو بناءُ محلِ ذكر وَتَعْلِيم لِقُرْآنٍ كَرِيم  ***   فَخُذْهَا مِنْ أَحَادِيث بِحَصْ Saat manusia tinggalkan dunia, berhentilah asa kecuali sepuluh perkara: Ilmu yang ia sebarkan, Untaian doa anak shaleh, Menanam kurma, Sedekah jariyah, Mewariskan mushaf Al-Quran, Berjaga di perbatasan, Menggali sumur atau mengalirkan sungai, Membangun rumah untuk orang musafir, Membangun majelis dzikir, Mengajarkan Al-Qur’an Al-Karim. (نقاش - كيف تنجب ولدا صالحا؟ | منتديات تونيزيـا سات  Artikel adalah gubahan penulis yang terinspirasi dari buku Al-Arba’una Haditsan fi Fadhli Saqiyal Ma’ wa Adabis Ti’malihi karya Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis sebagai sebuah karya dari senarai petunjuk kenabian dalam kehidupan. Dalam hal ini terkait dengan air dan manfaatnya juga adab-adab dalam menggunakannya. Saduran disajikan secara sederhana dan singkat dengan tujuan agar mudah dipahami oleh banyak pihak dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian karya sederhana ini semoga Allah subhanahu wa ta'ala berkenan memberikan berkah-Nya sehingga bermanfaat bagi kita semua. ***

Faedah Hadits

نعم وعليك بالماء Bersedekah dengan Air

 عَنِ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهُوَ غَائِبٌ عَنْهَا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ قَالَ فَإِنِّي أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِيَ الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا (رواه البخاري)

Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhu bahwa Sa'ad bin 'Ubadah radhiyallahu 'anhu ibunya meninggal dunia saat dia tidak ada disisinya. Kemudian dia berkata, “Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dunia saat aku tidak ada. Apakah akan bermanfaat baginya bila aku menshadaqahkan sesuatu?” Beliau bersabda, “Ya”. Dia berkata: “Aku bersaksi kepada Tuan bahwa kebunku yang penuh dengan bebuahannya ini aku shadaqahkan atas (nama)nya”. (Hadits Riwayat Bukhari)

عَنْ سَعِيدٍ أَنَّ سَعْدًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْجَبُ إِلَيْكَ قَالَ الْمَاءُ (رواه أبو داود)

Dari Sa'id bahwa Sa'd datang kepada Nabi lalu bertanya, “Shadaqah apa yang lebih anda sukai?” Beliau menjawab, Air!” Faedah Hadits:
  1. Bersedekah atas nama orang yang sudah meninggal bisa pahalanya sampai kepada orangnya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits yang masyhur:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ (رواه مسلم)Jika seseorang meninggal dunia akan terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan doa anak yang shaleh” (Hadits Riwayat Muslim) 2. Bersedekah dengan memberikan air kepada orang lain mempunyai keutamaan tersendiri. 3. Bersedekah kepada orang yang sudah meninggal pahalanya tidak mengurangi pahala pelakunya. 4. Hendaknya bersegera untuk melaksanakan amal yang baik. 5. Para sahabat melakukan dialog dengan Rasulullah ﷺ menggunakan bahasa yang jelas. 6. Jenis amal baik berpaha yang bisa bermanfaat untuk orang yang sudah meninggal sangat banyak macamnya. 7. Keutamaan shodaqoh dengann air, karena air sangat berguna untuk manusia, jin, binatang dan tumbuh-tumbuhan. 8. Bolehnya bersodaqoh untuk mayit walaupun bukan maksiat.  

Faedah Hadits 

استسقاك عبدي فلان Memberi Air Kepada yang Membutuhkan

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي قَالَ يَا رَبِّ كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلَانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي قَالَ يَا رَبِّ وَكَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِي فُلَانٌ فَلَمْ تُطْعِمْهُ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي قَالَ يَا رَبِّ كَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ قَالَ اسْتَسْقَاكَ عَبْدِي فُلَانٌ فَلَمْ تَسْقِهِ أَمَا إِنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ وَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, Allah ‘azza wa jalla berfirman “Hai anak Adam! Aku sakit, mengapa kamu tidak menjenguk-Ku?” Jawab anak Adam, “Wahai Rabbku, bagaimana mengunjungi Engkau, padahal Engkau Tuhan semesta alam?” Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sakit, mengapa kamu tidak mengunjunginya? Apakah kamu tidak tahu, seandainya kamu kunjungi dia kamu akan mendapati-Ku di sisinya?”. “Wahai, anak Adam! Aku minta makan kepadamu, mengapa kamu tidak memberi-Ku makan?” Jawab anak Adam, “Wahai Rabbku, Bagaimana mungkin aku memberi engkau makan, padahal Engkau Tuhan semesta alam?” Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Apakah kamu tidak tahu, bahwa hamba-Ku si Fulan minta makan kepadamu tetapi kamu tidak memberinya makan. Apakah kamu tidak tahu seandainya kamu memberinya makan niscaya engkau mendapatkannya di sisi-Ku?”. “Hai, anak Adam! Aku minta minum kepadamu, mengapa kamu tidak memberi-Ku minum?” Jawab anak Adam, “Wahai Tuhanku, bagaimana mungkin aku memberi Engkau minum, padahal Engkau Tuhan semesta alam?” Allah ‘azza wa jalla menjawab, “Hamba-Ku si Fulan minta minum kepadamu, tetapi kamu tidak memberinya minum. Ketahuilah, seandainya kamu memberinya minum, niscaya kamu mendapatkannya di sisi-Ku.”   Faedah Hadits:
  1. Ini termasuk hadits Qudsi, hadits yang mengabarkan firman Allah subhanahu wa ta'ala tetapi tidak termasuk dalam Al-Quran.
  2. Dalam hadits ini menggambarkan bagaimana Allah subhanahu wa ta'ala menghasung para hamba-Nya agar peduli dengan keadaan sesama hamba-Nya.
  3. Allah subhanahu wa ta'ala menegur hamba-Nya dengan firman pertanyaan “Ada hamba-Ku yang sakit kenapa tidak ditengok, ada hamba Allah yang butuh makan kenapa tidak diberi makan, ada hamba Allah yang perlu minum kenapa tidak diberi minum?” Hal ini diuangkapkan dengan menisbahkan hamba dengan diri-Nya, karena ketika kita melakukan hal-hal tersebut akan bertemu dengan Allah subhanahu wa ta'ala di situ.
  4. Hal ini menunjukkan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala Maha Mengetahui seluruh hamba-Nya dalam keadaan apa saja.
  5. Memberikan pelajaran bahwa segala kebaikan sekecil apapun tidak akan sia-sia.
Memberikan pelajaran bahwa mengunjungi orang sakit dengan memberi makan dan minum bagi yang memerlukan memiliki keutamaan yang besar, karena Allah subhanahu wa ta'ala beserta mereka. *** Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc Hafizhahullah Editor                 : @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H.

Author

Tag