SERI ADAB ISLAM 18 : ADAB-ADAB BERGAUL SESAMA SAUDARA MUSLIM BAG.1
DALIL-DALIL :

الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (Az-Zukhruf  : 67).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلْ. (رواه أحمد)

dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman dekat." (HR. Ahmad (no.8065), at-Tirmidzi (no.2387), ia berkata : Hadits ini Hasan Shahih. Dan Abu Dawud (no.4833), Syaikh al-Albani berkata : Hasan)). A. Diantara Adab-Adab Bergaul Sesama Saudara Muslim 1. Memilih Teman Bergaul Dan Teman Duduk Maknanya, bahwa seseorang itu tergantung kebiasaan temannya, tingkah laku dan juga gaya hidupnya, maka hendaklah ia memperhatikan dan meneliti dengan siapa ia berteman. Barang siapa yang agama dan akhlaqnya diridhai maka hendaklah ia berteman dengannya, dan jika tidak maka hendaklah ia menjauhinya, karena tabiat itu adalah sesuatu yang dicuri (diambil) dari orang lain. Demikian yang disebut dalam kitab ‘Aunul Ma’bud.(Syarh Sunan Abi Dawud (jilid VII (XIII/123))) Diriwayatkan :

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ أَوْ عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تَصْحَبْ إِلَّا مُؤْمِنًا وَلَا يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلَّا تَقِيٌّ. (رواه أحمد)

dari Abu Sa'id Al Khudri - bahwasanya ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah engkau bersahabat kecuali dengan seorang mukmin dan janganlah memakan makananmu kecuali seorang yang bertakwa." (HR. Ahmad (no.10909), at-Tirmidzi (no.2395), Abu Dawud (no.4832), Syaikh al-Albani berkata : Hasan)). Teman dekat dan teman duduk yang berakhlaq jelek menimbulkkan bahaya yang nyata dan tidak bisa dihindari, bagaimana pun cara menjaganya, berdasarkan nash dari sabda Nabi ﷺ :

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً. (رواه البخاري)

dari Abu Musa radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi, bisa jadi penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu akan mendapatkan bau wanginya sedangkan pandai besi hanya akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan bau tidak sedapnya." (HR.Al-Bukhari (no.5108), Muslim (no.2628), Ahmad (no.19163)). 2. Cintai Karena Allah Diriwayatkan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي. (رواه مسلم)

dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman pada hari kiamat kelak: "Mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini kunaungi mereka, di mana tidak ada naungan pada hari ini selain naungan-Ku." (HR. Muslim (no.4655), Ahmad (no.7190), Malik (no.1776)). Dan :

عَنْ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَجَبَتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ وَالْمُتَجَالِسِينَ فِيَّ وَالْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ وَالْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ. (رواه أحمد)

dari Mu’adz bin Jabal, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda; "Allah Subhanahuwata`ala berfirman, 'Wajiblah cintaKu bagi orang-orang yang saling mencintai karena Aku, orang-orang yang saling berteman karena Aku, orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku dan orang-orang yang saling berkorban karena Aku'. (HR. Ahmad (no.21021) dan hadits ini berdasarkan lafazh beliau, Malik (no.1779), Ibnu ‘Abdil Barr berkata : Dalam hadits ini menerangkan pertemuan Abu Idris al-Kahulani kepada Mu’adz bin Jabal, dan Abu Idris mendengar langsung darinya, dan sanad-sanadnya Shahih. (At-Tamhid (XXI/125)). Dan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لَا غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ فَإِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ. (رواه مسلم)

dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Pada suatu ketika ada seorang lelaki yang mengunjungi saudaranya di desa lain. Kemudian Allah pun mengutus seorang malaikat untuk menemui orang tersebut. Ketika orang itu ditengah perjalanannya ke desa yang dituju, maka malaikat tersebut bertanya; 'Hendak pergi ke mana kamu? ' Orang itu menjawab; 'Saya akan menjenguk saudara saya yang berada di desa lain.' Malaikat itu terus bertanya kepadanya; 'Apakah kamu mempunyai satu perkara yang menguntungkan dengannya? ' Laki-laki itu menjawab; 'Tidak, saya hanya mencintainya karena Allah Azza wa Jalla.' Akhirnya malaikat itu berkata; 'Sesungguhnya aku ini adalah malaikat utusan yang diutus untuk memberitahukan kepadamu bahwasanya Allah akan senantiasa mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena Allah.' (HR. Muslim (no.4656), Ahmad (no.9036)). {Tarubbuha yaitu menjaga, mengasuh, dan memeliharanya sebagaimana seseorang melihara anaknya. (Lisanul ‘Arab (1//104))}. Dalam hadis riwayat Ahmad disebutkan :

عَنْ أَنَسٍ قَالَ مَرَّ رَجُلٌ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِنْدَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ جَالِسٌ فَقَالَ الرَّجُلُ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّ هَذَا فِي اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرْتَهُ بِذَلِكَ قَالَ لَا قَالَ قُمْ فَأَخْبِرْهُ تَثْبُتْ الْمَوَدَّةُ بَيْنَكُمَا فَقَامَ إِلَيْهِ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ أَنِّي أُحِبُّكَ فِي اللَّهِ أَوْ قَالَ أُحِبُّكَ لِلَّهِ فَقَالَ الرَّجُلُ أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْبَبْتَنِي فِيهِ. (رواه أحمد)

dari Anas berkata; ada seorang laki-laki lewat di majlis Nabi Shallallahu'alaihi wasallam yang waktu itu sedang duduk seorang laki-laki lain. Laki-laki (yang pertama) berkata; wahai Rasulullah, saya mencintai orang ini karena Allah. Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bertanya, "Apakah kau telah memberitahukan kepadanya hal itu?" dia berkata; belum. (Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) bersabda: "Berdirilah dan beritahukan kepadanya, niscaya hubungan kalian akan langgeng". Lalu dia berdiri dan memberitahukannya dengan berkata; "Sesungguhnya saya mencintaimu karena Allah" atau berkata; "Saya menyukaimu karena Allah". Maka laki-laki tadi berkata; "Semoga Allah mencintai kamu yang cinta padaku karena-Nya". (HR. Ahmad (no.13046), Abu Dawud (no.5125), dan Syaikh al-Albani berkata : Hasan)). Catatan: jangan sampai kecintaan karena Allah ini berlebihan, sehingga tidak baik, seperti antara laki-laki dengan laki-laki atau perempuan, awalnya ikhlas akan tetapi lama-lama ingin mendapatkan sesuatu dari orang tersebut. 3. Menampakkan Senyum, Bersikap Lembut Dan Berkasih Sayang Kepada Sesama Saudara Seiman Diriwayatkan :

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ. (رواه مسلم)

dari Abu Dzar dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Janganlah kamu menganggap remeh sedikitpun terhadap kebaikan, walaupun kamu hanya bermanis muka kepada saudaramu (sesama muslim) ketika bertemu." (HR. Muslim (no.4760), dan at-Tirmidzi (no.1833)). Dan dalam riwayat Jabir beliau bersabda :

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ وَمِنْ الْمَعْرُوفِ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ... (رواه أحمد)

dari Jabir bin Abdullah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap yang baik adalah sedekah, dan diantara kebaikan adalah kamu bertemu saudaramu dengan wajah ceria,...(HR. Ahmad (no.14182), dan at-Tirmidzi (no.1970) dan ia berkata : Hadits Hasan Shahih)). Sikap lemah lembut, ramah dan kasih sayang, termasuk hal-hal yang beisa menguatkan ikatan diantara saudara, dan memperdalam hubungan diantara mereka. Maka Allah menyukai sikap lemah lembut dalam segala urusan. (HR. Al-Bukhari dari ‘Aisyah (no.6024), Muslim (no.2165), Ahmad (no.23570), at-Tirmidzi (no.2701), dan ad-Darimi (no.2794)

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ دَخَلَ رَهْطٌ مِنْ الْيَهُودِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا السَّامُ عَلَيْكُمْ قَالَتْ عَائِشَةُ فَفَهِمْتُهَا فَقُلْتُ وَعَلَيْكُمْ السَّامُ وَاللَّعْنَةُ قَالَتْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَهْلًا يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوَلَمْ تَسْمَعْ مَا قَالُوا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ قُلْتُ وَعَلَيْكُمْ. (رواه البخاري)

dari Aisyah radliallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "Sekelompok orang Yahudi datang menemui Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam, mereka lalu berkata; "Assaamu 'alaikum (semoga kecelakaan atasmu). Aisyah berkata; "Saya memahaminya maka saya menjawab; 'wa'alaikum as saam wal la'nat (semoga kecelakaan dan laknat tertimpa atas kalian)." Aisyah berkata; "Lalu Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tenanglah wahai Aisyah, sesungguhnya Allah mencintai sikap lemah lembut pada setiap perkara." Saya berkata; "Wahai Rasulullah! Apakah engkau tidak mendengar apa yang telah mereka katakan?" Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Saya telah menjawab, 'WA 'ALAIKUM (dan semoga atas kalian juga)." (HR.Al-Bukhari dari Aisyah (no.5565), Muslim (no.2165), Ahmad (no.23570), at-Tirmidzi (no.2701), dan ad-Darimi (no.2794)). Dan :

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَا لَا يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ. (رواه مسلم)

dari 'Aisyah istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Hai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Lembut. Dia mencintai sikap lemah lembut. Allah akan memberikan pada sikap lemah lembut sesuatu yang tidak Dia berikan pada sikap yang keras dan juga akan memberikan apa-apa yang tidak diberikan pada sikap lainnya." (HR. Muslim (no.4697)). Dan selama hal itu terus seperti itu, dan terhadap saudara-saudara seiman maka mereka lebih pantas dan lebih utama berprilaku lemah lembut kepada sebagian lainnya, dan hendaklah sebagian mereka berlaku ramah kepada sebagian yang lainnya. Diriwayatkan :

عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حُرِّمَ عَلَى النَّارِ كُلُّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ سَهْلٍ قَرِيبٍ مِنْ النَّاسِ. (رواه أحمد)

dari Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Diharamkan atas api neraka, setiap orang yang memberi kemudahan, lemah lembut serta dekat dengan manusia.".(HR. Ahmad (no.3742) dan hadits ini berdasarkan lafazh beliau, at-Tirmidzi (no.2488) dan ia berkata : Hadits Hasan Gharib. Dan pentahqiq al-Musnad berkata : Hasan dengan beberapa penguat lainnya. (no.3938)(VII/53)). Dan diantara perkara-perkara yang bisa membantu langgengnya rasa cinta dan menghilangkan kebencian dari dalam hati adalah saling memberi hadiah diantara sesama saudara. Imam Malik meriwayatkan dalam Muwaththa’nya bahwa Rasulullah bersabda :

تَصَافَحُوا يَذْهَبْ الْغِلُّ وَتَهَادَوْا تَحَابُّوا وَتَذْهَبْ الشَّحْنَاءُ. (رواه مالك)

"Hendaklah kalian saling berjabat tangan, niscaya maka akan hilanglah kedengkian. Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya akan saling mencintai dan menghilanglah permusuhan."(Al-Muwaththa’ (no.1413), Ibnu ‘Abdil Barr berkata : Hadits ini bersambung dari banyak sisi periwayatan yang semuanya hasan. (At-Tamhid (XXI/12)).... Kemudian beliau membawakan hadits ini dengan sanadnya, dan berkata tentang sanad tersebut : Bersambung dari hadits Abu Hurairah, ia berkata : .... (at-Tamhid (1/17)). 4. Disunnahkan Memberi Nasihat Dan Hal Itu Termasuk Kesempurnaan Persaudaraan Nasihat adalah tuntutan syar’i yang dianjurkanoleh pembuat syariat dan merupakan bagian dari perkara-perkara yang menjadi sebab Nabi membai’at para sahabatnya, sebagaimana diriwayatkan :

عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى إِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ. (رواه البخاري)

dari Jarir bin Abdullah berkata: "Aku telah membai'at Rasulullah untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat dan menasehati kepada setiap muslim". (HR.Al-Bukhari (no.55), Muslim (no.56), Ahmad (no.18760), at-Tirmidzi (no.1925), an-Nasa’i (no.4175), dan ad-Darimi (no.2540)). Diriwayatkan :

عَنْ تَمِيمٍ الدَّارِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّينُ النَّصِيحَةُ قُلْنَا لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ (رواه مسلم)

dari Tamim ad-Dari bahwa nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Agama itu adalah nasihat." Kami bertanya, "Nasihat untuk siapa?" Beliau menjawab, "Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan para pemimpin kaum muslimin, serta kaum awam mereka." (HR. Muslim (no.82), Ahmad (no.16493), an-Nasa’i (no.4197), dan Abu Dawud (no.4944)). Dan sabda beliau : “Agama itu adalah nasihat” yaitu bahwa nasehat adalah amalan yang paling utama dan paling sempurna dalam agama. (Kasyful Musykil min hadis as-Shahihain karya Ibnul Jauzi (IV/219)). Ibnul Jauzi berkata : Ketahuilah bahwa nasihat untuk Allah adalah membela agama-Nya dan menghalau segala bentuk kesyirikan kepada-Nya walaupun dia tidak membutuhkannyam akan tetapi manfaatnya kembali kepada hamba. Demikian pula nasehat untuk kitab-Nya adalah membelanya dan senantiasa menjaga tilawah kiitab-Nya. Dan nasehat untuk Rasul-Nya adalah melaksanakan sunnahnya dan mengajak kepada dakwah beliau ﷺ. Nasehat untuk pemimpin kaum muslimin adalah dengan mentaati mereka, berjihadbersama mereka, menjaga baiat mereka, memberi nasehat kepada mereka tanpa adanya pujian-pujian yang bisa membuat mereka terpedaya. Dan nasehat untuk seluruh kaum muslimin adalah keinginan untuk memberikan kebaikan kepada mereka, termasuk dalam hal ini mengajarkan dan memperkenalkan kepada mereka perkara yang wajib serta menunjukkan mereka kepada al-Haq (kebenaran). (Kasyfu amusykil min Hadisi ash-Shahihaini karya Ibnul Jauzi (IV/219)). Dan diriwayatkan :

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ. (رواه البخاري)

dari Abu Musa radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang beriman terhadap orang beriman lainnya bagaikan satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan". Dan Beliau mendemontrasikannya dengan cara mengepalkan jari jemari Beliau. (HR.Al-Bukhari (no.2266) dan lafazhnya menurut riwayat beliau, Muslim (no.2568), Ahmad (no.19127), at-Tirmidzi (no.1928), dan an-Nasa’i (no.2560)). Sesama saudara, sebagian mereka membutuhkan sebagian lainnya, mereka sa,ing memberi bantuan dalam menutupi kefakiran mereka, atau memberipersetujuab dalam menunaikan hajat (kebutuhan) mereka, dan selainnya dari berbagai bantuan lainnya : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ. (رواه مسلم) dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saidaranya. (HR. Muslim dari Abu Hurairah (no.4867), Ahmad (no.7379), at-Tirmidzi (no.1425), Abu Dawud (no.4946), dan Ibnu Majah (no.225)). 6. Sesama Saudara Haruslah Saling Merendah Diantara Mereka, Tidak Sombong Atau Meremehkan Yang Lain Diriwayatkan :

عَنْ عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ الْمُجَاشِعِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ... إِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ.. . (رواه مسلم)

dari Iyadh bin Himar Al Mujasyi'i, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam berdiri berkhutbah pada suatu hari ditengah-tengah kami lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah memerintahkanku" ia menyebut hadits seperti hadits Hisyam dari Qadatah, dalam haditsnya ia menambah: "Dan Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada seorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku lalim pada yang lain.".... (HR. Muslim (no.5109), kitab al-Jannah wa Shifatu na’imiha wa Ahliha, dan lafazh ini menurut riwayatnya, Abu Dawud (no.4685), dan Ibnu Majah (no.4179)). Sedangkan meremehkan orang lain dan sombong adalah jalan menuju kezhaliman, permusuhan dan kejahatan. Diriwayatkan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ. (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya." (HR. Muslim (no.4689), Ahmad (no.8782), at-Tirmidzi (no.2029), Malik (no.1885) dan ad-Darimi (no.1676)). 7. Berakhhlaq Mulia (Terpuji) Dan sebaik-baik manusia adalah yang akhlaqnya paling baik, hal ini berdasarkan sabda makhluk terbaik dan beliaulah manusia yang memiliki akhlak paling terpuji :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَكَانَ يَقُولُ إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا. (رواه البخاري)

dari 'Abdullah bin "Amru radliallahu 'anhu berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah sekalipun berbicara kotor (keji) dan juga tidak pernah berbuat keji dan beliau bersabda: "Sesungguhnya di antara orang yang terbaik dari kalian adalah orang yang paling baik akhlaqnya'. (HR.Al-Bukhari (no.3295), at-Tirmidzi (no.1975), dan Ahmad (no.6468)). Dan diantara do’a Nabi ketika istiftah :

ا....وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ... (رواه مسلم)

...Dan tunjukilah kepadaku akhlak yang paling bagus. Sesungguhnya tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Dan jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau.... (HR. Muslim (no.1290), Ahmad (no.805), at-Tirmidzi (no.3421), an-Nasa’i (no.897), Abu Dawud (no.760), dan ad-Darimi (no.1238)). Diceritakan dari Fudhail bin ‘Iyadh, ia berkata : Barang siapa yang akhlaknya jelek maka akan jelek pula agama, kedudukan dan kecintaan orang lain kepadanya. (Al-Adabusy Syar’iyyah (II/1919)). Dalam pergaulan sesama saudara muslim, akhlak yang terpuji menempati bagian yang besar. Akhlak yang baik akan memperpanjang hubungan, melembutkan hati, dan mencabut rasa dendam dari dalam dada, maka sepantasnya sesama saudar muslim menampakkan kecerahan diwajah mereka kepada saudara mereka lainnya, mengucapkan kata-kata yang baik kepada mereka, dan menutup mata dari kehinaan dan kesalahan mereka serta memohon udzur bagi mereka. (pembahasan tentang akhlak memerlukan waktu waktu yang sangat panjang dan disini bukan tempatnya) 8. Hati Yang Selamat Diantara do’a Nabi ﷺ :

وَاسْلُلْ سَخِيمَةَ قَلْبِي. (رواه أبوا داود)

dan cabutlah kedengkian dalam hatiku. Kedengkian : {as-Sakhimah : Al-hiqd (dengki) dan ad-Dhaghinah (dendam) yang tertancap dalam hati. (Lisanul ‘Arab (XII/282)), topik : سخم}. Dan dalam riwayat at-Tirmidzi disebutkan :

وَاسْلُلْ سَخِيمَةَ صَدْرِيْ. (رواه الترمذي)

dan cabutlah kedengkian didalam dadaku. (HR. Abu Dawud (no.1291) dari Ibnu Abbas, dan Syaikh al-Albani berkata : Shahih. Ahmad (no.1998),  at-Tirmidzi (no.3551),dan Ibnu Majah (no.3830)). Al-Munawi berkata : Yaitu berbuat baik kepada setiap orang dan setiap orang merasa cemburu kepadanya. Dia tidak mengenal kejelakan dan bukan orang yang senang membuat makar. Dia rendah hati karena hatinya yang selamat dan prasangkanya yang selalu baik, sabda beliau ﷺ :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ غِرٌّ كَرِيمٌ وَالْفَاجِرُ خِبٌّ لَئِيمٌ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ. (رواه الترمذي)

dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang mukmin itu senantiasa berlapang dada dan dermawan, sedangkan seorang fajir itu bakhil dan berakhlak buruk." Abu 'Isa berkata; Ini adalah hadits gharib, tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini.. (Tuhtaful Ahwadzi Syarh Jami’ at-Tirmidzi (VI/84). Dalam hadits tersebut ada sebagian lafazh yang didahulukan dan diakhirkan)). Bersambung ke poin no.9-16. Digubah dan diringkas secara bebas oleh ustadz Abu Nida Chomsaha Shofwan, Lc., dari buku Kitabul ‘Adab karya Fuad bin Abdil Aziz asy-Syalhub.

Author

Tag