SERI ADAB ISLAM 19 : ADAB-ADAB BERGAUL DENGAN WANITA BAG.1
DALIL-DALIL :

...وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ ....

....Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf....(Al-Baqarah  : 228).

قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا حَقُّ زَوْجَةِ أَحَدِنَا عَلَيْهِ قَالَ أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ أَوْ اكْتَسَبْتَ وَلَا تَضْرِبْ الْوَجْهَ وَلَا تُقَبِّحْ وَلَا تَهْجُرْ إِلَّا فِي الْبَيْتِ. (رواه أبوا داود)

aku katakan; wahai Rasulullah, apakah hak isteri salah seorang diantara kami atasnya? Beliau berkata: "Engkau memberinya makan apabila engkau makan, memberinya pakaian apabila engkau berpakaian, janganlah engkau memukul wajah, jangan engkau menjelek-jelekkannya (dengan perkataan atau cacian), dan jangan engkau tinggalkan kecuali di dalam rumah." (HR. Ahmad (no.19511), Abu Dawud (no.1830), Syaikh al-Albani mengatakan : Hasan Shahih,  dan Ibnu Majah (no.1850)). Diantara Adab-Adab Bergaul Dengan Wanita 1. Anjuran Menikah Dan Hal Ini Termasuk Bagian Dari Sunnah Nabi ﷺ menganjurkan menikah dan menerangkan sekian banyak faidah pernikahan serta mendorong umat beliau untuk melangsungkan pernikahan. Beliau bersabda :

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ. (رواه البخاري)

"Wahai sekalian pemuda, siapa diantara kalian telah mempunyai kemampuan, maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu dapat menundukkan pandangan, dan juga lebih bisa menjaga kemaluan. Namun, siapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa, sebab hal itu dapat meredakan nafsunya." (HR.Al-Bukhari (no.4678) dari Ibnu Mas’ud, Muslim (no.1400), Ahmad (no.3581), at-Tirmidzi (no.1081), an-Nasa’i (no.2239), Abu Dawud (no.2046), Ibnu Majah (no.1845), dan ad-Darimi (no.2165)). Dan hadis Anas yang mengisahkan tiga orang sahabat yang dikabarkan kepada mereka tentang ibadah rasulullah ﷺ. Sepertinya mereka saling menggunjingkan dan dan memperbincangkannya. Lalu mereka mengharamkan bagi diri mereka sesuatu yang telah Allah halalkan bagi mereka. Rasulullah ﷺ bersabda kepada mereka dalam rangka menegur perbuatan mereka :

سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا فَقَالُوا وَأَيْنَ نَحْنُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ أَحَدُهُمْ أَمَّا أَنَا فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا وَقَالَ آخَرُ أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلَا أُفْطِرُ وَقَالَ آخَرُ أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَدًا فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ فَقَالَ أَنْتُمْ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي. (رواه البخاري)

bahwa ia mendengar Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Ada tiga orang mendatangi rumah isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya tentang ibadah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dan setelah diberitakan kepada mereka, sepertinya mereka merasa hal itu masih sedikit bagi mereka. Mereka berkata, "Ibadah kita tak ada apa-apanya dibanding Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bukankah beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan juga yang akan datang?" Salah seorang dari mereka berkata, "Sungguh, aku akan shalat malam selama-lamanya." Kemudian yang lain berkata, "Kalau aku, maka sungguh, aku akan berpuasa Dahr (setahun penuh) dan aku tidak akan berbuka." Dan yang lain lagi berkata, "Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selama-lamanya." Kemudian datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada mereka seraya bertanya: "Kalian berkata begini dan begitu. Ada pun aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan juga paling bertakwa. Aku berpuasa dan juga berbuka, aku shalat dan juga tidur serta menikahi wanita. Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku." (HR.Al-Bukhari (no.4675), Muslim (no.1401), Ahmad (no.13122), an-Nasa’i (no.3217)). Dan juga :

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حُبِّبَ إِلَيَّ مِنْ الدُّنْيَا الطِّيبُ وَالنِّسَاءُ وَجُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ. (رواه أحمد)

dari Anas bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "dijadikan kecintaan kepadaku dari dunia yang baik dan wanita, dan shalat dijadikan sebagai penyejuk jiwaku." (HR. Ahmad (no.11845), an-Nasa’i (no.3939), Syaikh al-Albani berkata : Hasan shahih (no.3680)). 2. Mempergauli Wanita Dengan Ma’ruf Dalil mempergauli wanita dengan ma’ruf tertera dalam firman Allah ta’ala “ :

...وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ ....

....Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf....(Al-Baqarah  : 228). Maksudnya, kaum wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban atas suami mereka, sebagaimana suammi mereka mempunyai hak yang wajib maupun yang sunnah. Ibnu Abbas mengatakan : Sesungguhnya aku menyukai berhias untuk isteriku sebagaimana aku menyukai jika isteriku berhias untukku, karena Allah ta’ala berfirman :

...وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ ....

....Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf....(Al-Baqarah  : 228).  (Tafsir Ibni Katsir (I/266), cet.Darul Kutub al-‘Ilmiyyah)). Disebutkan dalam hadis :

عَنْ حَكِيمِ بْنِ مُعَاوِيَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَأَلَهُ رَجُلٌ مَا حَقُّ الْمَرْأَةِ عَلَى الزَّوْجِ قَالَ تُطْعِمُهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ وَلَا تَضْرِبْ الْوَجْهَ وَلَا تُقَبِّحْ وَلَا تَهْجُرْ إِلَّا فِي الْبَيْتِ. (رواه أحمد)

dari Hakim bin Mu'awiyah dari Ayahnya, ada Seseorang yang bertanya kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam; "Apa hak istri salah seorang diantara kami atasnya?." beliau berkata: "Engkau memberinya makan apabila engkau makan, memberinya pakaian apabila engkau berpakaian, janganlah engkau memukul wajah, jangan engkau menjelek-jelekkannya (dengan perkataan atau cacian), dan jangan engkau tinggalkan kecuali di dalam rumah." (HR. Ahmad (no.19162), Abu Dawud (no.2142), Syaikh al-Albani mengatakan : Hasan Shahih,  dan Ibnu Majah (no.1850)). Diantara ulama ada yang berpendapat bahwa yang wajib adalah pelayanan yang ringan. Diantara mereka ada pula yang berpendapat bahwa, diwajibkan memberi pelayanan yang ma’ruf. Dan inilah pendapat yang benar. Seorang wanita wajib memberi pelayanan yang ma’ruf berupa pelayanan yang seimbang antara wanita dan suami. Bentuk-bentuk pelayanan tersebut sangat beragam, harus disesuaikan dengan keadaan. Melayani seorang wanita pedalaman tidan sama dengan cara melayani wanita desa, dan pelayanan wanita berfisik kuat tidak sama dengan pelayanan wanita berfisik lemah. (Al-Fataawa (XXXIV/90-91)). 3. Berlaku Lemah Lembut Kepada Wanita Dan Berwasiat Kepada Mereka Diriwayatkan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِي جَارَهُ وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا. (رواه البخاري)

dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan juga kepada hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya. Pergaulilah wanita kaum wanita dengan baik, sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk. Dan sesuatu yang paling bengkok yang terdapat tulang rusuk adalah bagian paling atas. Jika kamu meluruskannya dengan seketika, niscaya kamu akan mematahkannya, namun jika kamu membiarkannya maka ia pun akan selalu dalam keadaan bengkok. Karena itu pergaulilah wanita dengan penuh kebijakan." (HR.Al-Bukhari (no.4787), Muslim (no.1468), Ahmad (no.9240), at-Tirmidzi (no.1188) dan ad-Darimi (no.2222)). Diantara bentuk wasiat kepada kaum wanita adalah memberi mereka pengajaran terhadap beberapa hal yang mereka butuhkan berkaitan dengan perkara agama mereka, seperti hukum-hukum bersuci, haidh dan nifas, shalat, zakat apabila mereka mempunyai harta, danseterusnya. Diantara bentuk wasiat kepada kaum wanita adalah mendidik dan mewajibkan mereka untuk melaksanakan seluruh kewajiban kepada Allah ta’ala atau hal-hal yang diwajibkan yang telah diwajibkan kepada mereka. Juga mengharuskan mereka mengenakan jilbab yang disyari’atkan. Allah ta’ala berfirman :

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ا.ا.ا.ا.ا

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.....(Thahaa  : 132). Allah ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَة ا.ا.ا.ا.ا

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; ....(at-Tahrim  : 6). Dan disebutkan dalah hadis :

عَنْ مَالِكٌ بْنُ الْحُوَيْرِثِ قَالَ أَتَيْنَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ يَوْمًا وَلَيْلَةً وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِيمًا رَفِيقًا فَلَمَّا ظَنَّ أَنَّا قَدْ اشْتَهَيْنَا أَهْلَنَا أَوْ قَدْ اشْتَقْنَا سَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا بَعْدَنَا فَأَخْبَرْنَاهُ قَالَ ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ... (رواه البخاري)

telah menceritakan kepada kami Malik bin al-Huwairits, "Kami datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, saat itu kami adalah para pemuda yang usianya sebaya. Maka kami tinggal bersama beliau selama dua puluh hari dua puluh malam. Beliau adalah seorang yang sangat penuh kasih dan lembut. Ketika beliau menganggap bahwa kami telah ingin, atau merindukan keluarga kami, beliau bertanya kepada kami tentang orang yang kami tinggalkan. Maka kami pun mengabarkannya kepada beliau. Kemudian beliau bersabda: "Kembalilah kepada keluarga kalian dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan perintahkan (untuk shalat)...." (HR.Al-Bukhari (no.595), Muslim (no.674), Ahmad (no.15171), at-Tirmidzi (no.635) dan ad-Darimi (no.1253)). 4. Berlaku Lembut Dan Bercanda Dengan Isteri Nabi ﷺ bersabda :

...كُلُّ مَا يَلْهُو بِهِ الرَّجُلُ الْمُسْلِمُ بَاطِلٌ إِلَّا رَمْيَهُ بِقَوْسِهِ وَتَأْدِيبَهُ فَرَسَهُ وَمُلَاعَبَتَهُ أَهْلَهُ فَإِنَّهُنَّ مِنْ الْحَقِّ. (رواه الترمذي)

....Setiap permainan yang dilakukan oleh seorang laki-laki muslim adalah batil kecuali latihan dia melempar anak panah dengan busurnya, atau pengajarannya terhadap kuda tunggangannya, atau senda guraunya dengan isterinya, karena sesungguhnya itu semua termasuk kebenaran." (HR. at-Tirmidzi (no.1561), dan ia berkata : Hadits hasan shahih. Diantaranya pula :

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا كَانَتْ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ قَالَتْ فَسَابَقْتُهُ فَسَبَقْتُهُ عَلَى رِجْلَيَّ فَلَمَّا حَمَلْتُ اللَّحْمَ سَابَقْتُهُ فَسَبَقَنِي فَقَالَ هَذِهِ بِتِلْكَ السَّبْقَةِ. (رواه أبوا داود)

dari Aisyah, radliallahu 'anha, bahwa ia pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, ia berkata; kemudian aku berlomba dengan beliau, lalu aku mendahului beliau dengan berjalan kaki. Kemudian setelah aku menjadi gemuk aku kembali berlomba dengan beliau kemudian beliau berhasil mendahuluiku. Beliau berkata: "Ini membalas kekalahanku  pada perlombaan terdahulu." (HR. Ahmad (no.23598), Abu Dawud (no.2214) dan lafazh diatas menurut riwayat beliau. Syaikh al-Albani berkata : Shahih, dan Ibnu Majah (no.1979)). Bersambung ke poin no.5-8. Digubah dan diringkas secara bebas oleh ustadz Abu Nida Chomsaha Shofwan, Lc., dari buku Kitabul ‘Adab karya Fuad bin Abdil Aziz asy-Syalhub.

Author

Tag