BEDA ULAMA BEDA PENDAPAT, BAGAIMANA MENYIKAPINYA?
Muqoddimah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُونَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيـرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Dengan mana Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya bagi Allah. Kita memuji, memohon pertolongan, memohon ampun, dan bertaubat kepada-Nya. Kita mohon perlindungan kepada Allah dari semua kejelekan diri kita dan keburukan amalan kita. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat memberi petunjuk kepadanya.

Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan [yang berhak diibadahi] kecuali hanya Allah, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad  ﷺ adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada beliau, keluarga dan para sahabat beliau, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari Kiamat.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan jangan sekali-kali kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam.” (Al-Quran surat Ali 'Imran: 102)

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb (Tuhan)-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan darinya Allah menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Allah menurunkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) nama-nama-Nya kamu saling meminta dan peliharalah (hubungan) silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu mengawasimu.” (Al-Quran surat an-Nisa`: 1)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, sungguh ia telah mendapatkan kemenangan yang besar.” (Al-Quran surat al-Ahzab: 70-71)

Amma ba'du.

Topik bahasan ini menimbulkan pertanyaan dari banyak kalangan. Sebagian mereka bertanya: Mengapa harus topik dan judul seperti ini, padahal masih banyak permasalahan agama lainnya yang jauh lebih penting? Akan tetapi topik seperti  ini, khususnya pada masa kita sekarang ini, sangat menggelisahkan banyak kalangan. Saya tidak mengatakan bahwa mereka itu hanya berasal dari kalangan orang-orang awam, tetapi juga dari kalangan para penuntut ilmu. Hal ini disebabkan oleh banyaknya permasalahan hukum agama yang telah tersebar dan tersiar di kalangan umat melalui berbagai media yang ada sehingga perbedaan antara ulama fulan dengan ulama fulan menjadi sumber kebingungan, bahkan keraguan bagi sebagian besar umat ini, khususnya bagi orang-orang awam yang tidak mengerti duduk perkara sebab terjadinya perbedaan tersebut. Oleh karena itu, dengan memohon bimbingan dari Allah subhanahu wa ta'ala, saya mencoba membicarakan masalah ini, yang menurut pendapat saya memiliki kedudukan dan peran yang penting bagi kaum muslimin.

Salah satu bentuk nikmat Allah subhanahu wa ta'ala yang dianugerahkan kepada umat ini adalah bahwa perbedaan yang terjadi bukanlah pada masalah-masalah prinsip dan sumber-sumber pokok dalam agama. Perbedaan tersebut hanya terbatas pada hal-hal yang tidak sampai menyentuh hakikat persatuan kaum muslimin karena perbedaan seperti ini adalah sesuatu yang pasti terjadi.

Sudah menjadi perkara yang maklum di kalangan kaum muslimin yang mereka pahami dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya bahwa Allah subhanahu wa ta'ala telah mengutus Muhammad dengan membawa al-huda (petunjuk) dan dinul-haq (agama yang benar). Ini berarti Rasulullah telah menjelaskan agama Islam dengan jelas, menyeluruh, dan sempurna, yang tidak membutuhkan penjelasan lagi karena petunjuk berarti menghilangkan kesesatan dengan segala maknanya, sedang agama yang benar berarti menghapuskan segala agama batil yang tidak diridhai oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Rasulullah diutus dengan membawa petunjuk dan agama yang benar. Orang-orang pada zaman beliau selalu mengembalikan segala pertentangan kepada beliau agar beliau memutuskan perkara tersebut di antara mereka dan menjelaskan kebenaran kepada mereka baik perselisihan tersebut dalam masalah firman Allah subhanahu wa ta'ala atau tentang hal-hal yang belum diturunkan hukumnya oleh Allah, yang setelah itu Allah menurunkan al-Qur'an sebagai penjelas dalam perkara tersebut. Banyak ayat-ayat al-Qur'an yang kita baca yang berbunyi [artinya], “Mereka bertanya kepadamu tentang ini dan itu” lalu Allah subhanahu wa ta'alamemberikan jawaban yang sempurna kepada Nabi-Nya dan memerintahkan untuk menyampaikan kepada seluruh umat manusia. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,

يَسْأَلُوْنَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَمَا عَلَّمْتُمْ مِنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِيْنَ تُعَلِّمُوْنَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللَّهُ فَكُلُوْا مِمَّا أَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ.

“Mereka bertanya kepadamu apa yang dihalalkan bagi mereka. Katakan, “Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajari dengan melatihnya untuk berburu, kamu mengajarinya menurut apa yang telah diajarkan oleh Allah kepadamu. Oleh karena itu, makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.” (Al-Quran surat al-Ma`idah: 4)

يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيْهِمَا إِثْمٌ كَبِيْرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا وَيَسْأَلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ قُلِ الْعَفْوَ كَذلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ اْلآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَ

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamer dan judi. Katakan, 'Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya'. Dan mereka bertanya kepadamu tentang apa yang infakkan. Katakan, 'Yang lebih dari keperluan'. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berfikir.” (Al-Quran surat al-Baqarah: 219)

يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ اْلأَنْفَالِ قُلِ اْلأَنْفَالُ لِلَّهِ وَالرَّسُوْلِ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوْا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيْعُوا اللَّهَ وَرَسُوْلَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ

“Mereka bertanya kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakan, 'Harta rampasan perang itu milik Allah dan Rasul. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu benar-benar orang yang  beriman.” (Al-Quran surat al-Anfal: 1)

يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ اْلأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ وَلَيْسَ الْبِرُّ أَنْ تَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ ظُهُوْرِهَا وَلكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَى وَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ أَبْوَابِهَا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakan, 'Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji. Dan bukanlah kebajikan itu memasuki rumah-rumah dari belakangnya, tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (Al-Quran surat al-Baqarah: 189)

يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيْلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلاَ يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوْا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَأُولئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ

“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakan, 'Berperang pada bulan itu adalah dosa besar, tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada-Nya, (menghalangi masuk) ke Masjidil-Haram, dan mengusir penduduknya dari sekitarnya lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah itu lebih besar (dosanya) daripada membunuh'. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran) seandainya mereka sanggup. Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-Quran surat al-Baqarah: 217)

Demikian juga ayat-ayat yang lain.

Setelah Rasulullah wafat, terjadilah perbedaan di tengah umat dalam perkara-perkara hukum syariat meskipun tidak sampai pada  prinsip-prinsip syariat dan sumber-sumbernya, tetapi hanya sebatas perbedaan yang sebagian sebab-sebabnya insyaallah akan kami jelaskan nanti.

Bersambung: TUJUH PENYEBAB TERJADINYA KHILAF (PERBEDAAN)

***
Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc. Hafizhahullah, dari Kitab "Al-Khilaf Bainal-'Ulama', Asbabuhu Wa Mauqifuna Minhu, karya: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin Rahimahullah.
Editor: @rimoesta
Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah.

Author