Faedah Hadits: KEUTAMAAN SHALAT WITIR
 

عَنْ خَارِجَةَ بْنِ حُذَافَةَ قَالَ أَبُو الْوَلِيدِ الْعَدَوِيُّ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَمَدَّكُمْ بِصَلَاةٍ وَهِيَ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ وَهِيَ الْوِتْرُ الْوِتْرُ فَجَعَلَهَا لَكُمْ فِيمَا بَيْنَ الْعِشَاءِ إِلَى طُلُوعِ الْفَجْرِ(رواه ابو دواد)

Dari sahabat Kharijah bin Hudzafah dia menuturkan, Abu Al-Walid Al-Adawi menuturkan; Rasulullah keluar menemui kami dan bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menganugerahkan kepada kalian, sebuah shalat yang dia lebih baik bagi kalian dari pada unta merah, yaitu shalat witir, shalat witir, dan Allah telah menjadikannya bagi kalian berada di antara waktu setelah shalat Isya hingga terbit fajar.” (HR Abu Dawud dengan sanad yang shalih, Syaikh al-Albani dalam al-Misykah dengan sanad yang shahih). Penjelasan Hadits: Nabi menjelaskan, termasuk karunia Allah kepada hamba-hamba-Nya dalam beramal, memberikan motivasi dengan amalah yang lebih baik dengan Unta merah, yaitu shalat yang dilakukan antar setelah shalat Isya hingga terbit fajar shadiq (waktu Shubuh), yaitu shalat Witir, merupakan shalat yang paling utama setelah shalat wajib 5 waktu, dan anjuran agar istiqamah di dalam pelaksanaannya, karena adanya pahala yang besar, dan sebagai bentuk bermunajat kepada Allah ta'ala, sebagai kesempatan seorang hamba untuk memohon kepada Allah, maka Allah akan mendengar dan mengabulkan permohonannya, dia dapat meminta apa yang menajdi keperluannya, dan menghilangkan kesusahannya; maka kesempatan ini adalah lebih baik daripada mendapat Unta merah. Faedah Hadits: 1. Penjelasan tentang rahmat Allah yang dipersiapkan kepada hamba-hambaNya, dalam bidang-bidang kebaikan dan bentuk pendekatan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. 2. kabar gembira dari Nabi kepada umatnya dengan keutamaan amal tersebut, dan motivasi nabi untuk senantiasa beramal shalih. 3. Pentingnya dan keutamaan shalat Witir, waktu pelaksanaannya adalah ba’da shalat Isya hingga waktu shalat Subuh. 4. Rasul mengulangi lafal Witir dua kali menunjukkan hal yang penting dan perlu mendapat perhatian. 5. Hendaklah orang yang diamanahi umat menjadi pemimpin untuk tidak meninggalkan shalat Witir, dan berdoa di tengah malam / sepertiga akhir pada waktu yang mustajab, karena tatkala itu Allah turun ke langit dunia dan akan mengabulkan semua doa hamba-Nya yang meminta kepada-Nya termasuk permohonan untuk menghilangkan semua kesusahannya. Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab “Al Arba’un Haditsan Fi Babil Khoiri was Syarri Fi Makarimil Akhlak wa masawi`iha”, karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah

Author