Faedah Hadits: MEMULAI UCAPAN SALAM DENGAN CERIA
 

عَنْ عُمَر بن الخَطَّاب رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قال: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ فَسَلَّمَ اَحَدُهُمَا عَلَى صَاحِبِهِ كَانَ اَحَبُّهُمَا اِلَى اللَّهِ اَحْسَنُهُمَا بِشْرًا لِصَاحِبِهِ. فَاِذَا تَصَافَحَا اَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْهِمَا مِائَةَ رَحْمَةٍ لِلْبَادِئِ تِسْعُوْنَ وَلِلْمَصَافِحِ عَشَرَةٌ. (رواه الحكيم)

Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu, ia berkata, “Rasulullah bersabda, “Apabila bertemu dua orang muslim dan salah satunya memberi salam atas temannya, maka yang lebih dicintai Allah adalah yang lebih menggembirakan terhadap temannya (memberi salam lebih dahulu). Apabila keduanya berjabat tangan, Allah menurunkan 100 rahmat atas keduanya, untuk yang memulai 90 rahmat dan yang disalami mendapat 10 rahmat.” (Hadits Riwayat Al-Hakim)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّه عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ الْمُسْلِمَيْنِ إِذَا الْتَقَيَا فَتَصَافَحَا وتَسَاءَلا أَنْزَلَ اللَّهُ بَيْنَهُمَا مِائَةَ رَحْمَةٍ، تِسْعَةً وَتِسْعِينَ لأَبَشِّهِمَا، وأَطْلَقِهِمَا، وأَبَرِّهِمَا، وأَحْسَنِهِمَا مُسَاءَلَةً بِأَخِيهِ». (رواه الطبراني)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya jika ada dua orang Islam bertemu lalu bersalaman dan saling menanyakan kabarnya, maka Allah  menurunkan di antara keduanya 100 rahmat, 99 rahmat diberikan kepada orang yang lebih berseri-seri, lebih ceria, lebih banyak kebaikannya dan lebih bagus tegur sapanya kepada saudaranya.” (Hadits Riwayat Thabrani)

عَنْ اَلْبَرَاء بِنْ عَازِب رَضِيَ اللَّه عَنْهُمَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيُسَلِّمُ أَحَدُهُمَا عَلَى صَاحِبِهِ وَ يَأْخُذُ بِيَدِهِ إِلَّا لِلَّهِ فَلَا يَفْتَرِقَانِ حَتَّى يُغْفَرَ لَهُمَا. (رواه الحكيم)

Dari al Bara’ bin ‘azib radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, Rasulullah bersabda, “Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu salah seorang dari keduanya mengucapkan salam kepada shahabatnya dan mengambil tangannya (jabat tangan) yang tidaklah ia menjabat tangannya melainkan karena Allah maka keduanya tidak berpisah sehingga keduanya diampuni (dari dosa-dosanya).” (Hadits Riwayat Al-Hakim) Fawaid hadits: 1. Umar bin khaththab bin Nufail al-Qurasyi, sering disebut dengan Abu Hafsh. Adalah khalifah rasyidah kedua, dan yang pertama menggunakan julukan Amirul Mukminin. Lahir 13 tahun setelah tahun gajah. Sebelum memeluk Islam sangat memusuhi Islam dan pemeluknya. Begitu beragama Islam menjadi sosok sebaliknya sangat menyayangi kaum muslimin. Termasuk sahabat yang pemberani. Mencintai kebenaran dan keadilan, selalu iltizam terhadap keduanya. Pada masa menjadi khalifah banyak daerah yang menjadi ternaungi cahaya Islam lewat perluasan-perluasan daerah yang ditaklukannya. Yang mengambil hadits-hadits dari Umar: Abdullah anaknya, Ashim, Hafshah, dan Ibnu Abbas. Meninggalnya dibunuh oleh Abu Lu’luah al-Majusi pada tahun 23 H. 2. Hadits ini mendorong umat Islam untuk menyebarkan salam apalagi dengan berjabat tangan disertai wajah yang berseri seraya bertanya kabar. Orang yang melakukan hal tersebut di atas maka Allah akan menurunkan di antara keduanya 100 rahmat: 99 rahmat untuk yang senyum ramah dan berseri menanyakan keadaan orang yang disalaminya. 3. Menjelaskan tentang pentingnya kebiasaan untuk mengucap salam dan berjabatan tangan disertai keramahan. 4. Islam mendorong untuk menyebarkan ucapan salam kepada sesama saudara muslim (ahli kiblat). 5. Hendaknya selalu menjaga niat yang lurus dan mencoba untuk mendahului dalam mengucapkan salam agar mendapat pahala yang lebih besar. Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab “Al-Arba’una Haditsan fi Raf’id Darajat wa Takfiris Sayi-at”, karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah

Author