Faedah Hadits: MENGUCAP SALAM KEPADA ORANG YANG SHALAT
 

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنَّا نُسَلِّمُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي فَيَرُدُّ عَلَيْنَا فَلَمَّا رَجَعْنَا مِنْ عِنْدِ النَّجَاشِيِّ سَلَّمْنَا عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْنَا فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا نُسَلِّمُ عَلَيْكَ فَتَرُدُّ عَلَيْنَا قَالَ إِنَّ فِي الصَّلَاةِ شُغْلًا فَقُلْتُ لِإِبْرَاهِيمَ كَيْفَ تَصْنَعُ أَنْتَ قَالَ أَرُدُّ فِي نَفْسِي (رواه البخاري)

Dari Abdullah radhiyallahu 'anhu berkata, kami pernah memberi salam kepada Nabi ketika beliau sedang melaksanakan shalat, lalu beliau menjawab salam kami. Dan ketika kami kembali dari negeri Raja An-Najasyi, kami pun kembali memberi salam namun kali ini beliau tidak menjawab salam kami. Maka kami tanyakan hal itu; “Wahai Rasulullah, kami dahulu pernah memberi salam kepada tuan dan tuan saat itu menjawab salam kami”. Beliau menjelaskan, “Sesungguhnya dalam shalat itu ada kesibukan (konsentrasi).” Aku bertanya kepada Ibrahim; “Kalau anda apa yang akan anda perbuat?” Dia menjawab; “Aku menjawabnya dalam hati.” (Hadits Riwayat Bukhari)

عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى قُبَاءَ يُصَلِّي فِيهِ قَالَ فَجَاءَتْهُ الْأَنْصَارُ فَسَلَّمُوا عَلَيْهِ وَهُوَ يُصَلِّي قَالَ فَقُلْتُ لِبِلَالٍ كَيْفَ رَأَيْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرُدُّ عَلَيْهِمْ حِينَ كَانُوا يُسَلِّمُونَ عَلَيْهِ وَهُوَ يُصَلِّي قَالَ يَقُولُ هَكَذَا وَبَسَطَ كَفَّهُ وَبَسَطَ جَعْفَرُ بْنُ عَوْنٍ كَفَّهُ وَجَعَلَ بَطْنَهُ أَسْفَلَ وَجَعَلَ ظَهْرَهُ إِلَى فَوْقٍ (رواه أبو داود)

Abdullah bin Umar berkata, Rasulullah berangkat menuju Quba` dan shalat di sana, lantas orang-orang Anshar datang menemui beliau sambil mengucapkan salam, sedangkan beliau tengah mengerjakan shalat.” Abdullah berkata, “Aku bertanya kepada bilal; “Bagaimana kamu melihat Rasulullah menjawab salam ketika mereka memberi salam kepada beliau yang sedang shalat?” Bilal menjawab, “Seperti ini, sambil membuka telapak tangannya. Dan Ja'far bin 'aun membuka telapak tangannya dengan menjadikan bagian dalamnya di bawah dan bagian luarnya di atas.” (Hadits Riwayat Abu Dawud) Fawaid/Faedah Hadits: 1. Dua hadits di atas Rasulullah memberikan pelajaran bahwa memberi ucapan salam kepada orang yang tengah shalat adalah boleh, dijelaskan pula cara menjawabnya. 2. Ditetapkan oleh Rasulullah bahwa menjawab salam itu cukup dengan isyarat tangan atau kepala, setelah sebelumnya pernah ada yang menjawab dengan ucapan. 3. Menunjukkan keingintahuan para sahabat tentang petunjuk Rasulullah , sehingga mereka pun bertanya tentang cara menjawab salam ketika tengah shalat. 4. Shalat adalah fokus berkomunikasi dengan Allah subhanahu wa ta'ala kondisi yang penuh kesibukan hati sehingga ketika ada yang memberikan ucapan salam cukup dibalas dengan isyarat. 5. Di dalam hadits disebutkan tentang sahabat Ibnu Mas’ud, yang dua kali ikut berhijrah bersama Rasulullah : pertama ketika ke Habasyah dan kedua ke Madinah. *** Artikel ini disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc. Hafizhahullah, dari Kitab "Al-Arba’una Haditsan fi Raf’id Darajat wa Takfiris Sayi-at", karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah  

Author