TEMPAT YANG PALING DICINTAI & DIBENCI ALLAH
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Tempat yang paling Allah cintai adalah masjid, dan tempat yang paling Allah benci adalah pasar.” (Hadits Riwayat Muslim no.1076) Faedah hadits: 1. Banyak hadis yang menjelaskan bahwa tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar, kenapa? a) Karena masjid disandarkankan kepada Allah seperti baitullah (rumah Allah) dipakai untuk ibadah, dzikir, ta’lim, membaca al-Qur’an dan hadis-hadis serta tempat pembicaraan permasalahan umat. b) Adapun pasar adalah tempatnya setan yang sering terjadi transaksi yang menyimpang seperti kebohongan, penipuan dan sumpah palsu, kecuali orang yang mendapat rahmat Allah subhanahu wa ta'ala. Disamping itu terdapat campur baur antara laki-laki dan perempuan, buka aurat dan saling pandang, sehingga bisa menimbulkan fitnah (syahwat) maka disebut “abghodul bilad” (tempat yang paling dibenci Allah subhanahu wa ta'ala). 2. Dalam hadis tersebut terdapat penetapan dua sifat Allah yaitu cinta dan benci, dan ini merupakan keyakinan Ahlussunnah wal jama'ah. 3. Allah disifati dengan sifat sempurna, maksudnya adalah Allah tidak mencintai kecuali sesuatu yang baik dan Allah tidak membenci kecuali sesuatu yang buruk. 4. Dalam hadis tersebut terdapat peringatan dari Nabi ﷺ jangan sampai seseorang masuk pasar paling pertama dan keluar paling terakhir. 5. Kalau masjid sebaliknya karena dalam masjid isinya dzikir dan shalat. 6. Mengetahui sebab kenapa masjid merupakan tempat yang paling disenangi Allah dan pasar merupakan tempat paling dibenci Allah subhanahu wa ta'ala.. 7. Kalau sudah mengetahui mana tempat yang dicintai dan mana tempat yang dibenci maka kita tinggal meyikapinya. *** Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab “Al-Arba’una Haditsan fi ‘Ahabil ‘Amali wa Afdhaliha wa ’abghadal ’Amali wa Aswaiha”, karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. HafizhahumallahAuthor