Faedah Hadits: MELURUSKAN SHAF MEMPENGARUHI HATI
 

عَنْ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ قال أَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى النَّاسِ بِوَجْهِهِ فَقَالَ أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ قَالَ فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ يَلْزَقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَرُكْبَتَهُ بِرُكْبَةِ صَاحِبِهِ وَكَعْبَهُ بِكَعْبِهِ

Sahabat An-Numan bin Basyir menuturkan; Rasulullah biasa menghadap kepada jamaah, lalu bersabda, “Luruskanlah shaf-shaf kalian! atau Allah benar-benar akan membuat hati kalian saling berselisih.” Kata Nu'man; Maka saya melihat seseorang melekatkan (menempelkan) pundaknya dengan pundak temannya (orang di sampingnya), demikian pula antara lutut dan mata kakinya dengan lutut dan mata kaki temannya. (Hadits Riwayat Abu Dawud nomor: 566, dengan sanad shahih) Dalam riwayat lain disebutkan:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي وَكَانَ أَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ

Sahabat Anas bin Malik menuturkan bahwa Nabi bersabda, “Luruskanlah shaf-shaf kalian, sesungguhnya aku dapat melihat kalian dari balik punggungku.” Dan setiap orang dari kami menempelkan bahunya kepada bahu temannya, dan kakinya pada kaki temannya.” (Hadits Riwayat al-Bukhari nomor: 683). Penjelasan Hadits: Nabi membimbing para sahabatnya agar meluruskan shaf ketika shalat, yaitu dengan cara menempelkan kaki dengan kaki dan bahu dengan bahu. Dengan berdiri dan membuka kaki selebar bahu masing-masing, agar dapat mempraktikkan perintah Nabi tersebut. Jika kaum muslimin tidak memperhatikan kelurusan shafnya, maka Allah subhanahu wa ta'ala akan menjadikan hati-hati mereka berselisih; sehingga akan mengurangi kekusyukan dalam shalat. Lurusnya barisan shaf dalam shalat akan menghantarkan untuk bersatu hati-hati mereka, amalan jawarih (anggota badan) memberikan pengaruh kepada amalan hati. Maka janganlah meremehkan perkara meluruskan shaf. Faedah Hadits: 1. Perintah untuk istiqamah secara lahir dan batin 2. Shaf yang rapat akan mengusir setan, sehingga tidak mengganggu kekhusyukan orang yang shalat. 3. Anjuran untuk menunaikan shalat dengan cara yang paling sempurna. 4. Kedekatan para jamaah dalam shaf akan memberikan pengaruh terhadap kedekatan hati di antara para jamaah. 5. Menunjukkan kasih sayang dan perhatian Nabi kepada umatnya, untuk mendapatkan yang terbaik dalam shalatnya. 6. Urgensinya perintah imam agar jamaah meluruskan shafnya, sebagai bentuk kecintaan kepada sunah Nabi Muhammad . 7. Amalan yang baik akan berpengaruh pada kebaikan hati, dan hati yang baik akan memunculkan perbuatan-perbuatan yang baik; keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. -pen. *** Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab "Al-Arba’una Haditsan fil Madhi wadz Dzammi", karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah.

Author