Faedah Hadits: SEMPURNAKAN WUDHU’MU
 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ مُوسَى الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا مَعْنٌ حَدَّثَنَا مَالِكٌ ح وَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ جَمِيعًا عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَلَيْسَ فِي حَدِيثِ شُعْبَةَ ذِكْرُ الرِّبَاطِ وَفِي حَدِيثِ مَالِكٍ ثِنْتَيْنِ فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Maukah kalian untuk aku tunjukkan atas sesuatu yang dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat?” Mereka menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Menyempurnakan wudhu pada sesuatu yang dibenci (seperti keadaan yang sangat dingin pent), banyak berjalan ke masjid, dan menunggu shalat berikutnya setelah shalat. Maka itulah ribath.” Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Musa Al Anshari telah menceritakan kepada kami Ma'nun telah menceritakan kepada kami Malik. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah semuanya dari Al Ala' bin Abdurrahman dengan sanad ini. Hanya saja dalam hadits Syu'bah tidak disebutkan, 'ribath'. Sedangkan dalam hadits Malik disebutkan dua kali, 'Itulah ribath, itulah ribath'.” (Hadits Riwayat Muslim) Faedah Hadits: 1. Rasulullah menginginkan agar umatnya mendapatkan pengampunan dan naik derajatnya. Salah satunya dengan cara mengajari menggunakan metode melempar pertanyaan. “Maukah kalian aku kasih kabar tentang hal yang.....?” Tentunya para sahabat akan menjawab mau. Baru Rasulullah menguraikan maksudnya:
  • Isbaghul wudhu ‘ala makarihi: maksudnya sempurnakanlah wudhu’ sekalipun dalam kondisi sulit, saat musim dingin misalnya.
  • Katsratul hutha ilal masjidi: memperbanyak langkah kaki berjalan ke masjid karena jauh jaraknya untuk shalat atau ibadah lain.
  • Intizharus shalah ba’da shalat: duduk menunggu di dalam masjid sambil berdoa menunggu datangnya waktu shalat wajib dan tidak keluar masjid kecuali ada perlu.
  • Fadzalikumur ribath: ketiga hal di atas mempunyai kedudukan ribath, layaknya menjaga keamanan di negeri Islam dari serangan musuh.
3. Adanya amalan yang memiliki keutamaan karena ringan untuk dilakukan tetapi mendapat pahala yang besar. 4. Menunjukkan bahwa jamaah shalat wajib itu tempatnya di masjid. 5. Pelajaran bahwa kita berusaha menjalankan berbagai hal tentu dengan mengharapkan pertolongan dari Allah. Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab “Al-Arba’una Haditsan fi Fadhli Saqiyal Ma’ wa Adabis”, karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah  

Author