SIKAP ORANG DALAM MELIHAT KEMUNGKARAN
 

عَنْ الْعُرْسِ ابْنِ عَمِيرَةَ الْكِنْدِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا عُمِلَتْ الْخَطِيئَةُ فِي الْأَرْضِ كَانَ مَنْ شَهِدَهَا فَكَرِهَهَا وَقَالَ مَرَّةً أَنْكَرَهَا كَانَ كَمَنْ غَابَ عَنْهَا وَمَنْ غَابَ عَنْهَا فَرَضِيَهَا كَانَ كَمَنْ شَهِدَهَا.(رواه أبوا داود).

Dari Al ‘urs bin 'Amirah Al Kindi dari Nabi bersabda, “Jika ada satu kemaksiatan dikerjakan di muka bumi, maka orang yang melihat lalu membencinya, dalam riwayat lain, ‘lalu ia mengingkarinya’, ia seperti orang yang tidak melihatnya. Sedangkan bagi orang yang tidak melihatnya, namun ia ridha dengan kemaksiatan tersebut, maka ia seperti orang yang melihatnya.” (Hadits Riwayat Abu Dawud no.4345) Faedah Hadits: 1. Hadis ini menerangkan sikap orang dalam melihat kemungkaran.  Ada yang mencintainya dan senang dengan tersebarnya.  Ada yang membencinya dan susah kala tersebarnya. 2. Barangsiapa yang menyaksikan terus membencinya maka seperti orang yang tidak melihat. Barang siapa yang tidak menyaksikan tapi dia ridha seperti dia menyaksikan (dosanya). 3. Islam aslinya benci dengan kemungkaran dan menyebarnya. 4. Dalam Islam selemah-lemahnya iman adalah ingkar kepada maksiat apabila tidak bisa melarangnya. 5. Dalam Islam kalau ridha dengan kemungkaran walau tidak melihat, tidak ikut memprovokasi maka tetap dosa. 6. Jelas dan nampak kedudukan pentingnya niat atau hati seperti kasus ini. Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab “Al-Arba’una Tsulatsiyah Fii Dawafii ‘amal alkhairat wazawajir almunkirat”, karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah

Author