TAKUTLAH KALIAN TERHADAP TIGA HAL YANG TERLAKNAT
 

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقُوا الْمَلَاعِنَ الثَّلَاثَةَ الْبَرَازَ فِي الْمَوَارِدِ وَقَارِعَةِ الطَّرِيقِ وَالظِّلِّ

Dari Mu'adz bin Jabal, dia berkata; Rasulullah bersabda, “Takutlah kalian terhadap tiga hal yang terlaknat; buang air besar di sumber air, di tengah jalanan, dan di tempat berteduh.” (Hadits Riwayat Abu Daud - 24) Siapa yang dilaknat? 1. Orang yang buang hajat besar atau kecil di sumber air, yang manusia dan hewan mengambilnya untuk minum, mandi, masak, dan lain-lain. Kalau tiba-tiba ada kotoran manusia pasti marah dan wajar kalau mengumpat/mencaci. 2. Orang yang buang hajat besar atau kecil di tengah jalanan, yang sudah maklum manusia lalu lalang di jalan itu terus ada kotoran manusia atau ada bau pesing maka bisa mengeluarkan kata-kata yang berbentuk laknat bagi yang melakukan. 3. Orang yang buang hajat besar atau kecil di tempat berteduh, di mana di tempat tersebut sudah biasa manusia pada duduk-duduk bisa sambil istirahat atau memang tempat nongkrong orang yang sedang berbincang-bincang masalah umat, sebagaimana sekarang masalah politik seperti di warung kopi yang pada akhirnya akan sangat terganggu dengan ulah orang tersebut. Faedah hadits: 1. Nabi memperingatkan semata-mata karena kasih sayang kepada umatnya. 2. Siapa yang melakukan hal-hal yang menyelisihi syariat seperti hadits di atas maka siap-siap dilaknat dari orang-orang yang melaknat, baik dari Allah subhanahu wa ta'ala, malaikat atau manusia. 3. Manusia harusnya mencintai manusia yang lain sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri dan membenci juga begitu, contoh hadits diatas. 4. Membuang hajat besar atau kecil seperti 3 hal di atas jelas mengganggu orang, baik baunya dan najisnya, akhirnya orang tidak bisa memanfaatkan karena akhirnya laknat yang keluar dari mereka. Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab “Al-Arba’una Tsulatsiyah Fii Taujihat Nabawiyah”, karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah

Author