Faedah Hadits: MENGUCAPKAN SALAM KE WANITA JIKA AMAN DARI FITNAH
 

عن أَسْمَاءُ ابْنَةُ يَزِيدَ مَرَّ عَلَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْنَا (رواه أبو دواد)

Dari Asma binti Yazid mengabarkan bahwa, “Nabi melewati kami (kaum wanita) lalu mengucapkan salam kepada kami.” (Hadits Riwayat Abu Dawud)

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ فِي الْمَسْجِدِ يَوْمًا وَعُصْبَةٌ مِنْ النِّسَاءِ قُعُودٌ فَأَلْوَى بِيَدِهِ بِالتَّسْلِيمِ (رواه الترمذى)

“Bahwa suatu hari Rasulullah berjalan dekat masjid, sementara sekelompok wanita tengah duduk-duduk, beliau melambaikan tangan sebagai isyarat salam.” (Hadits Riwayat Tirmidzi) Fawaid hadits: 1. Hadits ini membolehkan kaum perempuan berkumpul dengan sesamanya untuk urusan penting di suatu tempat yang tidak menimbulkan fitnah. 2. Bahwa boleh mengucapkan salam kepada kaum perempuan, selama tidak menimbulkan fitnah. 3. Dalam riwayat lain Rasulullah memberi salam kepada kaum perempuan dengan isyarah. Beliau tidak pernah berjabatan tangan dengan perempuan. 4. Syarat bolehnya memberi ucapan salam kepada perempuan adalah tidak menimbulkan fitnah. Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab “Al-Arba’una Haditsan fi Raf’id Darajat wa Takfiris Sayi-at”, karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah

Author