TAFSIR AL-MUYASAR SURAT AL-BAQOROH AYAT 111-115

AL BAQARAH : 111

وَقَالُواْ لَن يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَن كَانَ هُوداً أَوْ نَصَارَى تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُواْ بُرْهَانَكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ Terjemah : Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani. Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar. Tafsir : Orang-orang Yahudi dan Nasrani sama-sama mengklaim bahwa surga adalah milik mereka secara khusus, selain mereka tidak akan masuk ke dalamnya. Ini adalah mimpi mereka yang usak. Katakanlah kepada mereka wahai Rasul, hadirkanlah dalil kalian atas keabsahan apa yang kalian klaim bila kalian adalah orang-orang yang benar.

AL BAQARAH : 112

بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ Terjemah : (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Tafsir : Perkaranya tidak seperti yang mereka kalim bahwa surga hanya khusus bagi mereka semata bukan selain mereka. Akan tetapi surga akan dimasuki oleh orang-orang yang ikhlas kepada Allah semata, tidak sekutu bagi-Nya, dan dia mengikuti Rasul Muhammad dalam segala perkataan dan perbuatannya. Barang siapa melakukan itu, maka dia akan mendapatkan pahala amalnya di sisi Rabb-nya di akhirat, yaitu masuk surga. Mereka tidak takut terhadap perkara akhirat ang mereka hadapi, dan mereka juga tidak sedih atas bagian dunia yang tidak mereka dapatkan.

AL BAQARAH : 113

وَقَالَتِ الْيَهُودُ لَيْسَتِ النَّصَارَى عَلَىَ شَيْءٍ وَقَالَتِ النَّصَارَى لَيْسَتِ الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ وَهُمْ يَتْلُونَ الْكِتَابَ كَذَلِكَ قَالَ الَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ فَاللّهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُواْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ Terjemah : Dan orang-orang Yahudi berkata: Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan, dan orang-orang Nasrani berkata: Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan, padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya. Tafsir : Orang-orang Yahudi berkata, orang-orang Nasrani tidak berpegang kepada agama yang benar. Orang-orang Nasrani juga berkata yang sama terhadap orang-orang Yahudi, padahal mereka mambaca Taurat dan Injil yang berisi kewajiban beriman kepada seluruh Nabi-nabi. Demikian juga orang-orang yang tidak mengeahui dari kalangan orang-orang Musyrikin Arab dan selain mereka mengucapkan seperti apa yang mereka ucapkan. Yakni mereka berkata kepada setiap pemeluk agama, Engkau tidak di atas agama yang benar. Allah akan memutuskan perkara agama, dan Dia akan membalas masiing-masing sesuai dengan amal perbuatannya. Asbabun Nuzul : Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari jalan Said atau Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata : Ketika orang-orang Nasrani Najran datang kepada Rasulullah, mereka didatangi oleh para ulama Yahudi, dan terjadilah perselisihan di antara mereka, Rafi bin Huraimah berkata : Kalian tidak mempunyai pegangan. Dan dia kafir kepada Isa dan Injil. Seorang laki-laki dari Najran berkata kepada orang-orang Yahudi : Kalian yang tidak mempunyai pegangan. Dan dia mengingkari kenabian Musa dan kafir kepada Taurat. Maka Allah menurunkan ayat 113 ini.

AL BAQARAH : 114

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن مَّنَعَ مَسَاجِدَ اللّهِ أَن يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَى فِي خَرَابِهَا أُوْلَـئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَن يَدْخُلُوهَا إِلاَّ خَآئِفِينَ لهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ Terjemah : Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat. Tafsir : Tiada yang lebih dzalim daripada orang-orang yang melarang berdzikir kepada Allah di masjid-masjid dalam bentuk mendirikan shalat, membaca al-Quran dan sebagainya. Dan mereka berusaha keras untuk merobohkannya, atau menutupnya, atau melarang orang-orang mukmin darinya. Orang-orang yang dzalim tersebut tidak patut diberi kesempatan untuk masuk masjid kecuali dalam keadaan ketakutan dan kecemasan terhadap hukuman yang layak ditimpakan kepada mereka. Dengan itu mereka mendapatkan kehinaan dan kerendahan di dunia, sedangkan di akhirat mereka mendapatkan siksa yang berat.

AL BAQARAH : 115

وَلِلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجْهُ اللّهِ إِنَّ اللّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ Terjemah : Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah [83]. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. ________________________________________ [83] Disitulah wajah Allah maksudnya; kekuasaan Allah meliputi seluruh alam; sebab itu di mana saja manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya, karena ia selalu berhadapan dengan Allah. Tafsir : Hanya milik Allah dua arah: arah terbit matahari dan arah terbenam matahari, termasuk diantara keduanya. Dialah penguasa bumi seluruhnya. Ke arah manapun kalian menghadap dalam shalat dengan perintah dari Allahuntuk kalian, maka kalian melakukannya demi memncari wajah-Nya, kalian tidak keluar dari ketaatan dan kekuasaan-Nya. Sesungguhnya Allah adalah pemilik rahmat yang luas kepada hamba-hamba-Nya, Maha Mengetahui perbuatan mereka, tiada sesuatupun yang samar bagii-Nya. Dikutip dari kitab Tafsir Al-Muyassar Jilid 1, Penulis Syaikh Bakar Abu Zaid, Penerbit : An-Naba’

Author

Tag