DOA-DOA YANG PASTI AKAN DIKABULKAN
 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda, “Tiga doa yang akan dikabulkan dan tidak diragukan padanya, yaitu: doa orang tua, doa orang yang bersafar, dan doa orang yang dizhalimi.” (Hadits Riwayat Abu Daud). Penjelasan: Diantara doa-doa yang pasti akan dikabulkan yaitu: 1. Doanya orang tua (bapak atau ibu). Doa kedua orang tua sebagai bentuk kasih sayang kepada anak. Orang yang menyayangi akan disayangi oleh Allah subhanahu wa ta'ala. 2. Doa orang yang dizhalimi, seperti dijatuhkan martabatnya, dirampas hartanya, diambil haknya, dianiaya dan lain-lain seperti dighibahi, dijelek-jelekkan dalam sebuah majelis. 3. Doanya orang yang sedang musafir, baik untuk dimudahkan dalam perjalanan atau untuk orang lain, dan ini kesempatan yang sangat bagus untuk kita berdoa maka gunakanlah sebaik mungkin. 4. Di dalam hadits lain disebutkan, doanya orang yang sedang puasa sampai dia berbuka puasanya. Faedah hadits: 1. Hati-hati terhadap doanya orang yang dizhalimi, karena antara dia dengan Allah subhanahu wa ta'ala tidak ada batas, maka jangan sampai terjadi kepada kita. 2. Di sarankan sebagai orang tua selalu mendoakan yang baik kepada anaknya, karena kalau anak yang sholeh pasti akan mendoakan kebaikan kepada orang tua. Maka jauhilah mengumpati anak sekalipun anak tersebut masih nakal, karena mungkin cuma belum sadar saja dan ini adalah ujian bagi orang tua. 3. Tempat-tempat mustajab seperti musafir atau waktu sedang puasa. Kesempatan yang sangat baik ini gunakanlah untuk berdoa baik untuk urusan dunia atau urusan akhirat. 4. Bagi musafir, mazlum (pihak yang di zhalimi) dan orang tua, tetapkanlah dalam berdoa, tentu doa yang baik, tidak mesti bagi yang dizhalimi mendoakan kepada yang menzhalimi, bisa berdoa kebaikan baik yang untuk yang menzhalimi atau tidak. 5. Mendorong anak untuk mendoakan kedua orang tua sebagaimana perintah Allah subhanahu wa ta'ala. *** Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab “Al-Arba’una Tsulatsiyah Fii Taujihat Nabawiyah”, karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah

Author