Faedah Hadits: KEIMANAN AKAN MENGELUARKAN PEMILIKNYA DARI NERAKA
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ وَأَهْلُ النَّارِ النَّارَ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَخْرِجُوا مِنْ النَّارِ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ فَيُخْرَجُونَ مِنْهَا قَدْ اسْوَدُّوا فَيُلْقَوْنَ فِي نَهَرِ الْحَيَا أَوْ الْحَيَاةِ شَكَّ مَالِكٌ فَيَنْبُتُونَ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِي جَانِبِ السَّيْلِ أَلَمْ تَرَ أَنَّهَا تَخْرُجُ صَفْرَاءَ مُلْتَوِيَةً
Dari sahabat Abu Sa'id Al-Khudri menuturkan bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Ahlu surga telah masuk ke surga dan Ahlu neraka telah masuk neraka. Lalu Allah Ta'ala berfirman, “Keluarkan dari neraka siapa yang di dalam hatinya ada iman sebesar biji sawi.” Maka mereka keluar dari neraka dalam kondisi yang telah menghitam gosong kemudian dimasukkan ke dalam sungai hidup atau kehidupan. -Malik ragu, apakah Nabi melafalkan hidup atau kehidupan. -Lalu mereka tumbuh bersemi seperti tumbuhnya benih di tepi aliran sungai. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana benih tersebut tumbuh dengan warna kekuningan.” (Hadits Riwayat al-Bukhari nomor: 21) Penjelasan Hadits: Orang beriman akan masuk surga dengan karunia dan rahmat Allah subhanahu wa ta'ala, kemudian dengan sebab amal shalihnya, dan penduduk neraka akan masuk ke dalam neraka; sebagian orang beriman ada yang masuk ke dalam neraka untuk menebus dosa-dosanya. Kemudian Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, hendaklah kalian mengeluarkan orang-orang yang berada di neraka yang memiliki amal kebaikan seukuran biji sawi, setelah mengucapkan syahadatain. Mereka keluar dari neraka dalam kondisi gosong, sebagaimana sate yang dipanggang gosong, kemudian mereka di taruh di sungai hidup atau kehidupan, lantas daging dan kulit mereka tumbuh sebagaimana tumbuhnya biji-bijian dengan warna kekuning-kuningan, indah dipandang, daunya lembut, dan memberikan bau yang sedap. Faedah Hadits: 1. Keimanan dalam hati manusia itu bertingkat-tingkat, karena itulah kedudukan manusia yang beriman sesuai dengan tingkat keimanan mereka masing-masing. 2. Iman itu akan bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan, ini merupakan madzab ahlus sunnah wa jamaah. 3. Pelaku maksiat akan mendapat hukuman di akhirat dengan masuk neraka, kecuali yang Allah subhanahu wa ta'ala maafkan. 4. Penetapan sifat kalam bagi Allah subhanahu wa ta'ala yang sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya. 5. Pemberian contoh atau permisalan akan lebih memudahkan pemahaman dan lebih terkesan. 6. Penjelasan luas-Nya rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya, dengan memasukkan surga orang mukmin yang sudah bersih dosanya dengan disiksa di neraka. 7. Wajibnya beriman kepada hari akhir, termasuk kepada siksa neraka dan kenikmatan surga. -pen. *** Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc. Hafizhahullah, dari Kitab "Al-Arba’una Haditsan fil Madhi wadz Dzammi", karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah.Author