Faedah Hadits: MENGULANG UCAPAN SALAM
عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا حَتَّى تُفْهَمَ عَنْهُ وَإِذَا أَتَى عَلَى قَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ سَلَّمَ عَلَيْهِمْ ثَلَاثًا (رواه البخاري)
“Dari Anas dari Nabi ﷺ, bahwa Nabi bila berbicara diulanginya tiga kali hingga dapat dipahami dan bila mendatangi suatu kaum, beliau memberi salam kepada kaum tersebut sebanyak tiga kali.”(Hadits Riwayat Bukhari) Fawaid hadits: 1. Anas bin Malik bin Nadhar mempersaksikan bahwa selama melayani Rasulullah ﷺ dalam kurun 10 tahun Rasulullah ﷺ tidak pernah menanyainya untuk menyalahkan: kenapa kamu berbuat ini atau kenapa kamu tidak melakukan itu. 2. Disunnahkan mengucapkan salam sebanyak tiga sekiranya diperlukan karena di hadapan kumpulan orang banyak, misalnya, sehingga bisa jadi ada yang tidak mendengar. Ini menunjukkan betapa semangat Rasulullah ﷺ dalam mengajari para sahabat, termasuk tata cara mengucapkan salam. 3. Hendaknya mengucapkan salam dengan nyaring sehingga mudah didengar, sesuai situasi kondisi di sekitarnya. 4. Memberi udzur (permakluman) bagi yang mungkin tidak menjawab salam, karena bisa jadi tidak mendengar atau sedang fokus dengan hal lain sehingga tidak menyadari ada yang mengucap salam. 5. Bila dirasa perlu atau penting ucapan salam bisa diulangi sampai tiga kali. 6. Nabi ﷺ berusaha agar di antara sahabat merasa akrab, saling kenal saling sayang, maka dianjurkan mengucapkan salam sampai tiga kali apalagi sekiranya kurang didengar. Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab “Al-Arba’una Haditsan fi Raf’id Darajat wa Takfiris Sayi-at”, karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. HafizhahumallahAuthor