Faedah Hadits: PENGARUH DOSA TERHADAP HATI
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ تَعَالَى { كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}
Sahabat Abu Hurairah menuturkan, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka di titikkan dalam hatinya sebuah noktah hitam, dan apabila dia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan, dan apabila dia kembali berbuat dosa maka ditambahkan noktah hitam tersebut hingga menutup hatinya, dan itulah yang disebut dengan “Ar-raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya: Sekali-kali tidak! Bahkan, apa yang selalu mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” (Al-Quran Surat Al-Muthaffifin:14). (Hadits Riwayat At-Tirmidzi nomor: 3257, Ibnu Majah dan Ahmad, dengan sanad shahih) Penjelasan Hadits Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu menyampaikan hadits Nabi ﷺ yang menjelaskan tentang pengaruh maksiat dan dosa terhadap hati; yaitu akan memberikan noktah hitam dalam hati tersebut, tatkala melakukan maksiat lagi, maka akan bertambah noktah hitam tersebut; bermaksiat lagi maka akan bertambah lagi noktahnya, dan jika bertambah terus akan menjadikan hatinya penuh dengan noktah hitam, itu yang disebut dengan “raan”. Itu terjadi karena orang tersebut tidak menyesal dan tidak memohon ampunan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Dan ketika orang tersebut menyesal dan bertaubat maka noktahnya akan hilang. Faedah Hadits: 1. Penjelasan pengaruh maksiat dan menyelisihi syariat terhadap hati seseorang; hingga hatinya akan tertutup dosa. 2. Pengaruh pada hati berupa noktah hitam akan hilang tatkala yang besangkutan menyesal dan bertaubat dengan benar. 3. Di antara sebab yang dapat menjauhkan hati dari perbuatan dosa adalah dengan berdoa kepada Allah, membaca Al-Qur`an dan melaksanakan perintah Allah serta menjahui larangan Allah subhanahu wa ta'ala. *** Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc. Hafizhahullah, dari Kitab "Al-Arba’una Haditsan fil Madhi wadz Dzammi", karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah.Author