Faedah Hadits: PENGARUH SUMPAH PALSU TERHADAP HATI
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُنَيْسٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَالْيَمِينُ الْغَمُوسُ وَمَا حَلَفَ حَالِفٌ بِاللَّهِ يَمِينَ صَبْرٍ فَأَدْخَلَ فِيهَا مِثْلَ جَنَاحِ بَعُوضَةٍ إِلَّا جُعِلَتْ نُكْتَةً فِي قَلْبِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Dari sahabat Abdullah bin Unais al-Juhany menuturkan Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya di antara dosa paling besar di antara dosa-dosa besar adalah mempersekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, sumpah palsu, dan sumpah dengan nama Allah yang menjadikan seseorang mendapat hukuman lantas bersabar, lantas dia mendapat hukuman (disebabkan kedustaan) semisal sayap seekor nyamuk, melainkan menjadi noda hitam dalam hatinya sampai hari kiamat.” (Hadits Riwayat Tirmidzi nomor: 2946, dengan sanad shahih, kecuali lafal yang terakhir, terjadi khilaf di antara ahlul hadits, ada yang mendhoifkannya). Penjelasan Hadits: Nabi ﷺ memperingatkan umatnya dari perbuatan-perbuatan yang menjerumuskan ke dalam dosa besar, bahkan dosa yang paling besar dan membinasakannya di dunia dan di akhirat; dan terkadang manusia lalai dari dosa perbuatan-perbuatan tersebut. Lafal awal hadits tersebut adalah shahih, sedangkan potongan terakhir hadits tersebut, para ulama berbeda pendapat dalam penshahihannya, sebagian ulama ada yang menshahihkannya dan sebagian lagi ada yang mendhaifkannya. Hendaklah kita berhati-hati dalam bertindak dan berucap, yang dapat menggangu atau menyakiti saudaranya, karena termasuk dosa yang menyebabkan noda hitam dalam hatinya. -pen. Faedah Hadits: 1. Peringatan Nabi ﷺ terhadap dosa-dosa besar, di antaranya menyekutukan Allah subhanahu wa ta'ala, durhaka kepada kedua orang tua, dan sumpah palsu. 2. Sumpah palsu akan menyeret pelakunya kepada kesengsaraan pada hari kiamat, yaitu masuk ke neraka. 3. Penjelasan tentang besarnya hak kedua orang tua karena Allah subhanahu wa ta'ala menggandengkan dengan larangan menyekutukan-Nya. 4. Urgensinya memperhatikan amalan anggota badan dan ucapan lisan, karena ada tindakan dan ucapan yang tidak disengaja atau lepas begitu saja, tetapi memberikan dampak negatif kepada saudaranya, dapat menyebabkan seseorang masuk ke dalam neraka karenanya. -pen. *** Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc. Hafizhahullah, dari Kitab "Al-Arba’una Haditsan fil Madhi wadz Dzammi", karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah.Author