MAYIT AKAN DIIKUTI OLEH TIGA HAL
عَنْ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
Dari Anas bin Malik menuturkan, Nabi ﷺ bersabda, “Mayit diiringi tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya.” (Hadits Riwayat Bukhari – 6033) Penjelasan hadits: Mayit akan diikuti ke kuburanya oleh tiga hal: 1. Hartanya مَالُهُ. Yang di maksud ialah hamba (budak-budaknya), pembantunya dan pegawainya, diperumpamakan orang kaya yang memiliki banyak anak buah. 2. Keluarganya أَهْلُهُ. Istri/Suami, Saudara-saudara, Anak-anak, kerabat dekat/jauh, tetangga dan teman-teman. 3. Amalnya عَمَلُهُ. Yang dilakukan sejak didunia baik kecil atau amal-amal jariyah dan lain-lain. Dalam Hadist tersebut yang nomor 1 dan 2 kembali pulang, dan yang nomor 3 (Amalnya) tinggal bersama mayat dikuburan. Faedah hadits: 1. Hadist ini menunjukan bahwa dunia dan kenikmatannya akan ditinggal semuanya kecuali yang sudah di infaqkan. 2. Sungguh yang akan tinggal bersamamu di kubur adalah amalmu, maka perbanyak amal shalih yang akan menemanimu nanti di kuburan. 3. Wajib persiapan untuk ketemu Allah subhanahu wa ta'ala nanti, dengan amal-amal shalih, jangan hanya disibukkan mencari dunia. Hadist ini peringatan bagi kita. TIGA AMAL TIDAK TERPUTUS SETELAH KEMATIANعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya.” (Hadits Riwayat Muslim - 3084) Penjelasan hadits: 1. Shodaqoh Jariyah Sodaqoh jariyah manfaatnya dan pahalanya akan mengalir terus, seperti wakaf tanah, bangunan, madrasah, pondok, kitab-kitab, mushaf Al-Qur’an, mengajar, membuat sumur dan lainnya. 2. Ilmu yang bermanfaat. Mengajar kepada santri atau masyarakat, menyebarkan tulisan-tulisan yang bermanfaat, membagi-bagikan majalah penjelasan ini luas. Seperti, Rasul, Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut-tabi’in dan para Ulama sampai kepada Ustadz-ustadz yang menyebarkan Ilmu Islam. Ini pahalanya mengalir terus sampai hari Kiamat. 3. Anak yang Soleh Anak dan keturunan baik cucu laki-laki atau perempuan yang soleh berarti amal pahalanya bisa lansung sampai kepada orang tuanya, apalagi anak tersebut terus mendoakan orang tuanya dengan doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ. Orang tua secara lansung atau tidak langsung arahan-arahan didikan, pembiayaan, dari orang tua otomatis orang tua mempunyai saham besar terhadap anak. Itulah sebabnya orang tua dapat kiriman pahala dari anaknya. Beruntung orang tua yang mempunyai anak yang soleh dan setiap hari mendoakan kedua orang tuanya. Faedah hadits: 1. Jangan lupa segera dilakukan agar mencapai pahala setelah mati. Sadaqoh jariyah, Ilmu yang bermanfaat, Anak yang soleh dan mendoakanya. 2. Jadikanlah Akhirat sebagai tujuan kita maka Dunia akan ikut saja. Setiap detik kerja untuk dunia, setelah mati warisan apa yang didapat? 3. Amal-amal diatas bisa menambah kebaikan, setelah meninggal orang hanya membawa Amalnya semasa waktu dia hidup di Dunia. Tapi dengan tiga amal ini bisa menghapus amalan-amalan dosa, dengan tambahan-tambahan kebaikan dan do’a-do’a, istigfar dari anak-anak dan sahabat-sahabat. 4. Mendorong anak agar selalu mendoakan orang tuanya, disamping amal jariyah yang lain. Ingat di dunia orang tua selalu mendoakan kebaikan anaknya. Maka anak setelah orang tua meninggal harus mendoakan orang tuanya. Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab “Al-Arba’una Tsulatsiyah Fii Taujihat Nabawiyah”, karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. HafizhahumallahAuthor