TUNTUNAN PUASA ‘ASYURO
Oleh: Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahullah *)

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن اهتدى بهداه.

أما بعد:

Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala, shalawat dan salam dihaturkan kepada baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang melaksanakan petunjuknya.

Kenapa mesti Puasa ‘asyuro?

Puasa ‘asyuro merupakan amal ibadah yang sangat mulia yang hendaknya seorang muslim mengerjakannya dan tidak meninggalkannya, dalam rangka untuk meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk meraih pahala yang sangat besar di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullallah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu melaksanakan puasa ‘asyuro dan memotifasi umatnya supaya berpuasa pada hari tersebut, karena pada hari tersebut Allah subhanahu wa ta’ala menyelamatkan Nabi Musa ‘alaihissalam serta kaumnya dan membinasakan Fir’uan serta kaumnya. Sehingga kaum muslimin disunahkan untuk melaksanakan puasa tersebut dalam rangka untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Kapan Puasa ‘Asyuro dilakukan?

Puasa ‘asyuro dilakukan pada tanggal 10 (sepuluh) bulan Muharram dan disunahkan untuk berpuasa sehari sebelumnya yaitu tanggal 9 (sembilan) Muharram atau sehari sesudahnya yaitu tanggal 11 (sebelas) Muharram  dan diperbolehkan berpuasa tiga hari sekaligus yaitu tanggal sembilan, sepuluh dan sebelas bulan Muharram.

Kenapa mesti berpuasa sehari sebelum ‘asyuro dan atau sehari setelah ‘asyuro.

Sebelum puasa ‘asyura hendaknya seseorang berpuasa sehari sebelumnya dan atau sehari setelahnya tujuannya adalah untuk menyelisihi orang-orang yahudi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan arahan kepada umatnya supaya menyelisihi orang-orang yahudi dalam berpuasa ‘asyuro. Dalilnya adalah hadis yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai berikut:

روي عن النبي ﷺ أنه قال: خالفوا اليهود صوموا يومًا قبله ويومًا بعده.[1]

Diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda, Selisihilah orang-orang yahudi! Berpuasalah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.”

وفي رواية أخرى: صوموا يومًا قبله أو يومًا بعده[2].

Dalam riwayat lain (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda), “Berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.” Hadis pertama memerintahkan supaya berpuasa ‘asyura disertai dengan puasa sehari sebelumnya yaitu tanggal 9 (sembilan) dan sehari sesudahnya yaitu tanggal 11 (sebelas) hal ini menunjukkan perintah supaya berpuasa tiga hari berturut-turut sejak tanggal sembilan sampai tanggal sebelas Muharram, dan hadis kedua memerintahkan supaya menyertai puasa ‘asyura dengan sehari sebelumnya yaitu tanggal sembilan Muharam atau sehari setelahnya yaitu tanggal sebelas Muharram dan hendaknya kaum muslimin melaksanakan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut.

Keistimewaan Puasa ‘asyuro

Puasa ‘asyuro sangat dianjurkan karena pahalanya sangat besar dan merupakan kesempatan emas bagi kaum muslimin untuk meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk melaksanakan perintahnya, selain itu pahala puasa ‘asyuro sangat besar diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Puasa yang paling utama

عن عبد اللَّه بن أبي يزيد أنه سمع ابن عباس رضي اللَّه عنهما وسئل عن صيام يوم عاشوراء؟ فقال:"ما علمت أن رسول اللَّه صلى الله عليه وسلم صام يوماً يطلب فضله على الأيام إلا هذا اليوم، ولا شهراً إلا هذا الشهر - يعني رمضان..."

Dari Abdullah bin Abi Yazid, dia mendengar Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma beliau ditanya tentang puasa hari ‘asyuro, lalu menjawab, “Saya tidak mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari yang beliau mencari keutamaannya pada hari-hari beliau berpuasa melebihi hari ini (hari ‘asyura), tidak pula bulan (yang lebih utama untuk berpuasa melebihi puasa di bulan Muharram) selain bulan ini (bulan ramadhan)."

وفي لفظ: "ما رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يتحرى صيام يوم فضله على غيره إلا هذا اليوم: يوم عاشوراء..".

Dalam lafadz lain, “Saya tidak melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menjaga puasa yang sangat beliau utamamakan melebihi hari-hari lain selain hari ini; hari ‘asyura." أخرجه البخاري (4/245) (ح2006) ، ومسلم (1132) ، والنسائي (4/204) (ح2370)، وأحمد (1/367) ، وابن خزيمة (2086)، والبيهقي في "شعب الإيمان" (3779)، وفي "السنن الكبرى" (4/286)، والطبراني (1254).      2. Menghapuskan dosa setahun sebelumnya

وعن أبي قتادة رضي اللَّه عنه ، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "صيام يوم عاشوراء، أحتسب على اللَّه أن يكفر السنة التي قبله."

Dari Abu Qotadah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Puasa pada hari ‘asyura saya mengharapkan Allah akan menghapuskan dengannya dosa-dosa setahun sebelumnya.” أخرجه مسلم (1162)، وأبو داود (2/321) (ح2425)، والترمذي (2/115) (ح749) ، وابن ماجة (1/553) (ح1738) ، وأحمد (5/308)، والبيهقي (4/286).

يكفر الله به السنة التي قبله.[3]

"Allah akan menghapus dengan puasa ‘asyura (dosa-dosa) setahun sebelumnya.”  

Tuntunan Cara puasa ‘asyuro

Cara berpuasa ‘asyuro sama dengan cara berpuasa yang lain baik puasa Ramadhan maupun puasa sunnah, menahan diri dari perkara-perkara yang bisa membatalkan puasa dari terbitnya fajar shadiq sampai tenggelamnya matahari. Dan hendaknya berniat berpuasa ‘asyura pada malam harinya akan tetapi seandainya lupa atau belum berniat pada malam harinya tetap boleh berpuasa ‘asyuro meskipun niatnya setelah terbitnya fajar shadiq atau bahkan setelah terbitnya matahari karena puasa ‘asyura adalah puasa sunnah sehingga tidak diwajibkan niat pada malam harinya. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kekuatan untuk melaksanakan puasa ‘asyura disertai dengan puasa sehari sebelumnya dan atau puasa sehari setelahnya. Amin   *) Beliau adalah Ustadz pengajar di Islamic Centre Bin Baz serta Team Redaksi Buku Islamic Centre Bin Baz (https://www.ustadzturahmin.com) Ditulis Selasa, 25 Juli 2023 jam 15.56 WIB di Islamic Centre Bin Baz Yogyakarta   Footnote Referensi: [1] رواه أحمد في (مسند بني هاشم) بداية مسند عبدالله بن العباس برقم 2155، ورواه البيهقي في (السنن الكبرى) باب صوم قبل يوم عاشوراء برقم 4315. [2].  رواه الهيثمي في (مجمع الزوائد) باب الصوم قبل يوم عاشوراء برقم 4315 [3] . رواه الترمذي في (الصوم) باب ما جاء في الحث على صوم يوم عاشوراء برقم 752، وأبو داود في (الصوم) باب صوم الدهر تطوعًا برقم 2425، وابن ماجه في (الصيام) باب صيام يوم عاشوراء برقم 1738  

Author