AKHLAK dan REZEKI

AKHLAK dan REZEKI

AKHLAK MULIA ADALAH KARUNIA ALLAH

Sebagaimana Rezeki Mari Bermohon dan Berusaha Mendapatkannya

Dalam kehidupan sehari-hari selama bermuamalah dengan sesama manusia beragam perilaku dan sikap kita lihat dan rasakan. Ada yang baik, Ada yang buruk, Ada juga yang kadang baik, kadang buruk.

Kita tentu selalu berharap kepada Allah agar selau mendapat nikmat berupa adab yang mulia dan akhlak yang lurus. Sesuai dengan petunjuk dari sang teladan kita yaitu nabi sebagaimana firman Allah,

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan, sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qolam:4)

Sungguh Dialah Allah yang menunjukkan kita kepada akhlak yang baik. Tidak ada yang bisa memberi hidayah kecuali Allah. Itulah hidayah taufiq. Semoga Allah memalingkan kita dari akhlak yang buruk. Tiada yang mampu memalingkan keculai Allah.

Di antara tanda akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat adalah memiliki akhlak dan adab yang baik. Keduanya merupakan kebaikan dan simbol agama yang sempurna. Maka, barangsiapa yang berakhlak tinggi berarti tinggi pula keagamaannya. Tak heran kalau kemudian akhlak yang mulia menjadi sebab seseorang masuk surga. Allah pun menyejajarkan dengan takwa dan menjadikannya sebagai wasiat yang agung.

عَن أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَن أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ

“Abu Hurairah bercerita bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang sesuatu yang banyak . menjadi sebab seseorang dimasukkan ke dalam surga. Beliau bersabda, ‘Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.”

Berkata Ibnu Qayim, “Nabi mengumpulkan antara takwa dan akhlak mulia. Hal ini karena takwa adalah perbaikan antara hamba dengan Rabnya, sementara akhlak mulia adalah perbaikan antara seseorang dengan sesama. Takwa mempunyai konsekuesnsi untuk mencintai Allah, sedangkan akhlak mulia berkonsekuensi untuk mencintai hamba-Nya. (Al-Fawaid karya Ibnu Qoyim)

عن جابر أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال إن مِنْ أَحَبِّكُمْ إلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحْسَنُكُمْ أَخْلَاقًا

Dari Jabir bahwasanya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang di antara kalian yang paling aku cintai dan dekat denganku duduknya kelak di hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya.”

Hadits terebut di atas menunjukkan bahwa orang yang akhlak baik kelak di akhirat akan dekat dengan rasulullah. Berarti sebaliknya, kalau akhlaknya jelek akan jauh dari posisi rasulullah. Akhlak adalah anugerah dari Allah yang senantiasa kita rindukan.

Thawus bin Kaisan rahimahullah berkata,”Kemuliaan akhlak seseorang adalah semata– mata anugerah dari Allah. Dia berikan kepada hamba yang kehendaki-Nya. Apabila Allah menghendaki seseorang itu baik, maka Allah pun karuniakan akhlak yang baik pula.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunya di dalam Makarimul Akhlaq)

Karena itu sebagai muslim kita hendaknya memperbanyak berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari akhlak yang tercela:

عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ عَنْ عَمِّهِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ

Dari Ziyad bin ‘Ilaqah dari pamannya, katanya, bahwasanya Rasulullah pernah berdoa, “

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ

Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari akhlak tercela, perbuatan yang jelek, dan nafsu yang buruk .” (Hadits Tirmidzi no. 2403)

Alangkah beruntungnya orang yang mendapatkan bagian akhlak yang baik, karena berarti dia mendapatkan karunia Allah yang mulia. Allahlah yang membagikan akhlak itu sebagaimana Dialah yang membagikan rezeki.

عَنْ عَبْدِ الله بْنِ مَسْعُودٍ ، أَنَّهُ سَمِعَ نَبِيَّ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم يَقُولُ : إِنَّ الله تَعَالَى قَسَّمَ بَيْنَكُمْ أَخْلاَقَكُمْ ، كَمَا قَسَّمَ بَيْنَكُمْ أَرْزَاقَكُمْ

Abdullah bin Mas’ud mendengar bahwasanya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah membagikan akhlak di antara kalian sebagaimana membagikan rezeki kalian.” (Diriwayatkan Bukhari dalam Al-Adab al-Mufrad)

Itulah kenyataannya bahwa yang memberi rezeki adalah Dialah yang juga mengaruniakan akhlak, Allah subhanahu wa ta’ala. Karena itu Ibnu Qoyim rahimahullah berkata, “Sesungguhnya akhlak yang mulia adalah karunia dari Allah yang Dia berikan kepada para hamba- Nya sesuai kehendak-Nya.” (Al-Furusiyah karya Ibnul Qayyim hal. 499)

Dalam kehidupan sehari-hari kita disibukkan mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ada dua hal yang mesti kita perhatikan dalam mencari rezeki:

  1. Selalu memohon kepada Allah untuk mendapatkan kemudahan dalam memperolehnya, disertai dengan tawakal kepada-Nya di dalam berusaha.
  2. Berusaha mencari rezeki dengan jalan yang diperbolehkan oleh syariat.

Pun demikian halnya kita dalam masalah akhlak. Selain kita harus selalu memohon kepada Allah mendapatkan karunia akhlak yang mulia dan perilaku yang baik, kita pun mesti berupaya dengan sungguh–sungguh dan disiplin menerapkan dalam pribadi kita masing-masing.

Melalui permohonan yang sepenuh jiwa dan upaya yang sungguh-sungguh, insyaallah akhlak yang mulia akan menjadi penghias dalam perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Dengan demikian semoga kita menjadi salah satu hamba-Nya yang kelak akan dimasukkan ke dalam golongan penghuni surga.

 

(Disadur bebas oleh Ustadz Abu Nida Chomsaha Shofwan, Lc., dari buku Ahaditsul Akhlak karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Badr).

CATEGORIES
TAGS
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus (0 )