AMALAN, SHALAT, SEDEKAH, HIJRAH, SERTA JIHAD YANG PALING UTAMA?
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُبْشِيٍّ الْخَثْعَمِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ إِيمَانٌ لَا شَكَّ فِيهِ وَجِهَادٌ لَا غُلُولَ فِيهِ وَحَجَّةٌ مَبْرُورَةٌ قِيلَ فَأَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ قَالَ طُولُ الْقُنُوتِ قِيلَ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ جُهْدُ الْمُقِلِّ قِيلَ فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ هَجَرَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قِيلَ فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ جَاهَدَ الْمُشْرِكِينَ بِمَالِهِ وَنَفْسِهِ قِيلَ فَأَيُّ الْقَتْلِ أَشْرَفُ قَالَ مَنْ أُهَرِيقَ دَمُهُ وَعُقِرَ جَوَادُهُ (رواه النسإي)
Dari ‘Abdullah bin Hubsyi Al Khats’ami bahwa Nabi ﷺ ditanya, “Amal apa yang paling utama?” Beliau bersabda, “Keimanan tanpa ada keraguan padanya, jihad tanpa ada kedengkian, dan haji mabrur.” Beliau ditanya, “Shalat apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Lama dalam berdoa ketika shalat; sebelum ruku’ dan setelahnya.” Dikatakan, “Sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Sedekah yang diupayakan dengan kerja keras saat rejekinya terbatas.” Dikatakan, “Hijrah apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang berhijrah (meninggalkan) apa yang Allah -Azza Wa Jalla- haramkan.” Ditanyakan lagi, “Jihad apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang berjihad melawan kaum musyrikin dengan harta dan jiwanya.” Dikatakan, “Mati apa yang paling mulia?” Beliau menjawab, “Orang yang darahnya dialirkan dan kudanya disembelih.” (Hadits Riwayat An-Nasa’i)
Faedah Hadits:
1. Rasul ditanya oleh sahabat tentang pertanyaan yang sama, tapi kadang-kadang jawabannya beda-beda sesuai dengan kepentingan yang bertanya. Dibawah ini pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada Rasulullah ﷺ beserta jawabannya:
a. أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ = yakni amal apa yang paling utama/amal Ibadah apa yang paling banyak pahalanya?
Jawaban pertama ialah iman yang tidak syak (tidak ada keraguan di dalamnya) yaitu yang diucapkan dengan lisan, dibenarkan dengan hati, dan diterapkan dengan perbuatan dengan ikhlas serta mengikuti jejak atau sesuai sunnah Nabi ﷺ.
Jawaban kedua jihad tanpa ada khianat, seperti mengambil ghonimah (harta rampasan perang) sebelum dibagi.
Jawaban ketiga haji yang mabrur yang perjalanannya tidak ada perbuatan dosa-dosa rafats baik ucapan ataupun anggota badan.
b. فَأَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ؟ = yakni amalan shalat apa yang pahalanya afdhol/ paling utama? Jawab Nabi ﷺ yaitu shalat yang lama ketika berdoa atau ketika berdiri membaca Al-Qur’an, tentunya ini dilakukan ketika shalat sendirian.
c. فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ = yakni sedekah apa yang paling afdhol/paling utama? Jawab Nabi ﷺ yaitu sedekah yang diupayakan dengan kerja keras, saat rizki terbatas atau dalam keadaan susah dan ia juga masih memerlukannya. Berbeda dengan orang kaya bersedekah karena kelebihan hartanya, bahkan bisa jadi sedekah orang fakir walaupun sedikit bisa lebih utama dari sedekahnya orang kaya yang banyak.
d. فَأَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ؟ = yakni hijrah apa yang paling afdhol/paling utama? Jawab Nabi ﷺ yaitu asal kata hijrah dari kata الهجر lawan kata الوصل (lepas lawan nyambung). Banyak diartikan keluar dari bumi ke bumi yang lain karena Allah subhanahu wa ta'ala berarti hijrahnya syar’i. Bisa juga diartikan meninggalkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan inilah yang di maksud hadits di atas "مَا حَرَّمَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ".
e. فَأَيُّ الْجِهَادِ أَفْضَلُ؟ = yakni jihad apa yang afdol/paling utama? Jawab Nabi ﷺ ialah jihad kepada orang musyrikin dengan harta dan jiwa, tentu dengan dakwah, apabila dengan perang maka harus bersama Ulil Amri atau Imam. Adapun afdholul jihad (jihad paling utama) adalah kalimatul haq yang disampaikan kepada sultan (pemimpin/penguasa) yang sombong atau sewenang-wenang, ini hanya dapat dilakukan dengan lisan, pun harus dengan lembut.
f. فَأَيُّ الْقَتْلِ أَشْرَفُ ؟ = yakni mati apa yang paling mulia? Yang dimaksud adalah mati yang paling tinggi derajatnya. Jawab Nabi ﷺ yaitu orang yang darahnya mengalir (mati karena di jalan Allah) dan beserta kudanya disyaratkan sampai syahid atau menang.
2. Hadits tersebut menjelaskan macam-macam keutamaan baik amal anggota badan atau qoul (perkataan), tinggal kita memilih yang mana sesuai kemampuan kita.
3. Keutamaan lamanya berdiri dalam shalat yang diisi dengan bacaan al-Qur’an dan doa.
4. Keutamaan hijrah (meninggalkan) apa yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
5. Keutamaan jihad fisabilillah.
***
Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab “Al’arba’un ‘Iijabat Nabawiatan Li’arba’in Sualan”, karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis.
Editor: @rimoesta
Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah
Abu Bassam
Author