Faedah Hadits: WASIAT AGAR ANAK TIDAK MENDENGKI
 

عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا بُنَيَّ إِنْ قَدَرْتَ أَنْ تُصْبِحَ وَتُمْسِيَ لَيْسَ فِي قَلْبِكَ غِشٌّ لِأَحَدٍ فَافْعَلْ ثُمَّ قَالَ لِي يَا بُنَيَّ وَذَلِكَ مِنْ سُنَّتِي وَمَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ

Sa'id bin Al Musayyaib ia berkata; sahabat Anas bin Malik menuturkan; Rasulullah bersabda kepadaku, “Wahai anakku, jika kamu mampu pada pagi hari dan sore hari tanpa ada dengki dalam hatimu kepada seorang pun, maka lakukanlah,“ kemudian beliau bersabda kepadaku: “Wahai anakku, itu termasuk dari sunnahku, barang siapa menghidupkan sunnahku, berarti dia mencintaiku dan barang siapa mencintaiku, maka dia akan bersamaku di surga.” (Hadits Riwayat At-Tirmidzi nomor: 2602; dengan sanad hasan) Penjelasan Hadits: Nabi   memberikan bimbingan keagamaan kepada sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, sebagaimana bimbingan seorang ayah kepada anaknya; dengan ungkapan wahai anakku; sebagai bentuk kasih sayang dan sikap lemah lembut kepadanya. Nabi memberikan bimbingan dengan amalan hati, yaitu agar hatinya selamat dari kecurangan, kebencian, dan kedengkian pada waktu malam dan siang harinya. Kemudian beliau menjelaskan kedudukan tersebut, yaitu sebagai sunnahnya; bahkan akan mendatangkan kecintaan Nabi kepadanya. Faedah Hadits: 1. Petunjuk Nabi dalam memberikan bimbingan, yaitu dengan cara yang santun dan kasih sayang. 2. Penjelasan urgensinya keselamatan hati, dan wasiat Nabi tentangnya. 3. Di antara petunjuk Nabi adalah berusaha menjadikan hatinya selamat dari berbagai penyakit, seperti kecurangan, kebencian dan kedengkian kepada saudaraanya. 4. Penjelasan orang yang menghidupkan sunah beliau, yaitu akan mendapatkan kecintaan Nabi kepadanya. 5. Bolehnya menggunakan ungkapan yang umum dalam memberi nasihat, dengan tidak mengkhususkan kepada orang tertentu. 6. Di antara faktor yang akan memasukan seseorang ke dalam surga adalah menghidupkan sunah-sunah Rasulullah, yang akan mendatangkan kecintaan Allah subhanahu wa ta'ala kepadanya. 7. Urgensinya mempelajari sunah nabawiyah, memahaminya dengan pemahaman yang benar, mengamalkan dengan cara yang benar, dan hendaklah menjauhkan diri dari ritual-ritual yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah , karena tidak diterima dan tertolak. – pen. *** Disadur secara bebas oleh: Al-Ustadz Abu Nida’ Chomsaha Shofwan, Lc., Hafizhahullah, dari Kitab "Al-Arba’una Haditsan fil Madhi wadz Dzammi", karya: Syaikh Sa’ad bin Muhammad at-Thukhis. Editor: @rimoesta Team Redaksi: Ustadz Abu Abdillah Mubarok, M.Pd. dan Ustadz Abu Layla Turahmin, M.H. Hafizhahumallah.

Author